1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Liga Arab Jatuhkan Sanksi bagi Suriah

12 November 2011

Liga Arab akhirnya menjatuhkan sanksi ekonomi dan politik kepada Suriah. Selain itu mereka juga menskors Suriah dari keanggotaan Liga Arab. Sanksi dijatuhkan karena Damskus terus melakukan kekerasan atas para demonstran.

https://p.dw.com/p/139kq
Demonstrasi anti pemerintahan dijawab rejim Assad dengan kekerasanFoto: picture-alliance/dpa

Para Menteri Luar Negeri Liga Arab, hari Sabtu (12/11/2011) menggelar pertemuan khusus di Kairo, Mesir untuk membahas situasi terakhir Suriah. Pertemuan ini digelar, untuk membahas penyerbuan berdarah yang dilakukan pemerintah Suriah atas para demonstran anti pemerintah.

Dalam voting, selain Suriah, Lebanon dan Yaman juga menolak sanksi atas Damaskus. Sementara Irak menyatakan abstain. Perdana Menteri Qatar, Hamad bin Jassem al-Thani yang membacakan pernyataan mengatakan bahwa Liga Arab telah memutuskan untuk menskors delegasi Suriah dari pertemuan Liga Arab. Selain itu., Liga juga memutuskan menjatuhkan sanksi ekonomi dan politik atas Damaskus.

Wael Mirza, Sekretaris Jenderal Dewan Nasional Suriah, yang merupakan koalisi kelompok oposisi, menyambut baik keputusan Liga Arab dan menyebutnya sebagai hari bersejarah bagi rakyat Suriah.

Utusan Suriah, Yussef Ahmad yang hadir dalam pertemuan itu mengungkapkan kemarahan dan menyebut keputusan itu tidak sah, sambil mengatakan bahwa Damaskus telah menjalankan permintaan Liga Arab untuk menghentikan kekerasan. Dia juga menuding Amerika ada di belakang ini semua, sambil menyatakan bahwa lewat keputusan ini, Liga Arab telah memancing intervensi militer internasional atas Suriah sebagaimana yang terjadi di Libya.

Faktanya, kekerasan memang terus terjadi. Hari Jumat (11/11/2011) lalu, di kota Homs paling tidak 23 orang tewas, sebagian besar adalah penduduk sipil.

Alawi Mazen, laki-laki berusia akhir 30-an, secara khusus datang dan menunggu di luar gedung pertemuan Liga Arab. Sepuluh tahun, dia bekerja sebagai general manager perusahaan dagang di Qatar dan Dubai. Bulan Desember dua tahun lalu, dia pulang kembali ke Suriah “Saya tiba di bandara Damaskus. Di sana saya tiba-tiba ditahan dan dibawa ke kantor dinas rahasia Muhabaraat. Mereka bilang bahwa saya telah bekerjasama dengan musuh presiden Bashar Assad di luar negeri. Mereka membawa saya ke sebuah ruangan seluas satu kali satu meter dengan tinggi dua meter. 49 hari saya disekap di sana. Kemudian mereka membawa saya keluar dan mengatakan: anda telah membuat diri anda menjadi musuh masyarakat. Saya bilang tidak. Mereka lalu membawa foto sambil mengatakan: ini, kamu telah menemui para konspirator di Dubai. Lalu mereka memukuli saya”

Kekerasan adalah metode yang dipilih Assad untuk mempertahankan kekuasaan. Seperti yang dia pertontonkan ketika menghadapi para demonstran yang meminta dia mundur dari jabatannya.

Andy Budiman

Editor: Ayu Purwaningsih