1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Liga Arab Siap Jatuhkan Sanksi Ekonomi

26 November 2011

Presiden Suriah, Bashar al Assad kembali mengabaikan ultimatum Liga Arab, untuk menghentikan aksi kekerasan terhadap oposisi. Perwakilan Liga Arab Sabtu (26/11) menyiapkan sanksi terhadap rezim di Damaskus.

https://p.dw.com/p/13Hkm
Sidang LIga Arab bahas konflik Suriah.Foto: dapd

Rezim di bawah presiden Bashar al Assad tidak bereaksi atas ultimatum kedua Liga Arab. Aksi kekerasan berdarah terhadap pemrotes terus dilanjutkan Sabtu (26/11). Kelompok oposisi pengamat hak asasi manusia Suriah di London melaporkan, sedikitnya 30 orang tewas dalam aksi kekerasan terbaru dalam dua hari terakhir. Termasuk sedikitnya 10 serdadu pemerintah, akibat pertempuran dengan kelompok tentara yang melakukan desersi. Pertempuran hebat dilaporkan pecah di desa Deir el Zur di kawasan timur negara tsb. Juga diantara para desertir yang menamakan dirinya tentara pembebasan, jatuh sejumlah korban tewas.

Syrien Panzer in Homs
Militer Suriah terus lancarkan aksi kekerasan tumpas pemrotes.Foto: picture alliance/dpa

Sementara ini, Liga Arab kembali memperingatkan Suriah, agar mengizinkan masuknya tim pengamat internasional ke negara itu. Jika tidak, sanksi ekonomi akan segera dijatuhkan. Para menteri Liga Arab mengancam akan menghentikan penerbangan ke Suriah, tidak lagi melakukan transaksi dengan Bank Sentral Suriah, membekukan kekayaan pemerintah di Damaskus, serta membatalkan semua transaksi keuangan. Juga disebutkan, Liga Arab dapat menghentikan perdagangan komersial dengan pemerintah di Damaskus, kecuali komoditas strategis bagi rakyat.

Dewan ekonomi dan sosial Liga Arab, kembali bersidang di ibukota Mesir, Kairo hari Sabtu (26/11), untuk menyiapkan rekomendasi sanksi bagi sidang para menteri hari Minggu (27/11). Uni Eropa sejak bulan Agustus lalu telah menerapkan embargo impor minyak dari Suriah, yang menyebabkan kerugian sekitar 400 juta Euro setiap bulannya bagi Damaskus.

Dalam kesempatan terpisah, menteri luar negeri Turki, Ahmet Davutoglu menyatakan dengan tegas, tidak dapat lagi mentolerir banjir darah di negara tetangganya itu. “Turki akan mendukung langkah Liga Arab, jika Suriah tidak menanggapi tuntutan bagi kehadiran pengamat internasional“, tambahnya.  

Terancam perang saudara

Meningkatnya kasus pertempuran antara tentara yang desersi melawan pasukan pemerintah, memicu ketakutan akan pecahnya perang saudara di Suriah. Sejumlah pengamat keamanan menilai, peluang untuk pecahnya perang saudara kini semakin besar. Dampaknya akan sangat mengerikan bagi rakyat Suriah. “Juga kerusakannya akan terasa hingga beberapa generasi mendatang“, kata mantan diplomat Belanda yang pakar Suriah, Nikolaus van Dam.

Demonstrationen in Syrien
Aksi Demonstrasi menentang Assad tetap marak di Suriah.Foto: dapd

Untuk mencegah perang saudara, disarankan untuk berusaha menggerakan Assad untuk melakukan reformasi. Sebuah opsi yang mustahil dapat diterima rezim di Damaskus maupun oleh kelompok oposisi. Mengingat korban tewas yang jatuh hingga kini, yang telah mencapai sedikitnya 3.500 orang, kelompok oposisi hanya menuntut satu hal, yakni lengsernya Assad. Juga sejumlah aktivis hak asasi menuntut intervensi masyarakat internasional, seperti contoh di Libya.  

Akibat konflik tsb, saat ini sekitar 1,5 juta warga Suriah tergantung pada bantuan pangan internasional. Tindakan brutal rezim penguasa terhadap para pemrotes, menyebabkan sedikitnya tiga juta dari 21 juta warga Suriah mengalami penderitaan. Demikian laporan pimpinan misi humaniter PBB, Valerie Amos, di New York. Juga ribuan warga Suriah dari kawasan pusat aksi protes terpaksa mengungsi ke kawasan lain di negara itu, atau ke negara tetangga Turki dan Libanon.

Agus Setiawan/rtr/dpa/afp/dw

Editor : Edith Koesoemawiria