1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Travel

Thailand Tutup Kawasan Wisata The Beach

1 Juni 2018

Akibat ekosistemnya rusak, Thailand tutup kawasan wisata "The Beach" di pulau Phi Phi Len yang beken sedunia lewat film Leonardo DiCaprio. Bangkok menyadari kesalahan terlalu mengejar uang dan abaikan lingkungan.

https://p.dw.com/p/2yk3V
Thailand See von Phuket (picture alliance/CPA Media/Pictures From History/O. Hargreave)
Pantai Maya alias The Beach di pulau Phi Phi Len ThailandFoto: picture-alliance/CPA Media/Pictures From History/O. Hargreave

Thailand Tutup Kawasan Wisata The Beach Selama 4 Bulan

Sebuah kesadaran lingkungan yang harus dipuji, walau datang terlambat 10 tahun. Pemerintah Thailand memutuskan menutup kawasan pantai Maya di pulau Phi Phi Leh yang lebih dikenal sebagai "The Beach" selama 4 bulan dalam setahun. Tujuannya memberi waktu agar ekosistem laut, terutama terumbu karang bisa memulihkan diri.

Kawasan pantai itu menjadi terkenal ke seluruh dunia, berkat dijadikan loksi syuting film yang dibintangi Leonardo DiCaprio   yang dirilis 1999. Setelah itu orang tidak kenal lagi nama pantai Maya, tapi kalau ditanya The Beach para penikmat wisata pantai akan segera menunjuk pantai di pulau Thailand itu.

Sejak itu setiap hari datang rata-rata 4.000 wisatawan menggunakan kapal cepat alias speed boat. Atau yang punya jiwa petualangan, dengan menaiki kapal nelayan. Uang dari sektor turisme datang membanjir. Tapi ada konsekuensi dan dampak negatifnya, berupa rusaknya ekosistem laut di kawasan itu. Terutama Kerusakan Terumbu Karang memaksa pemerintah mengambil langkah dramatis itu.

Penutupan dipuji dan didukung

Banyak wisatawan yang rutin datang ke The Beach di pulau Phi Phi Len memuji kebijakan penutupan sementara berkala, yang tahun ini dilakukan hingga bulan September mendatang. Mereka juga memuji program renaturalisasi lingkungan dan propagasi terumbu karang. Langkah dramatis menutup kawasan wisata global terkenal, sebelumnya dilakukan di Boracay Boracay, Filipina. 

Thon Thamrongnawasawat, pakar ilmu kelautan kenamaan di Thailand menegaskanh: "Kita jangan menyalahkan siapapun. Yang penting sekarang kami berusaha meregulasinya. Di masa lalu kami membuat kesalahan, karena menganggap uang adalah yang paling penting. Tapi sikap rakyat Thailand mengubah pandangan kami."

Anggota tim strategi komite pembangunan lingkungan nasional Thailand itu menambahkan: "Kedatangan wisatawan mancanegara tetap penting bagi negara kami. Tapi yang paling penting adalah sumber daya Lingkungan nasional, yang harus dijaga kelestariannya untuk diwariskan kepada generasi mendatang."

Walau mayoritasnya menyambut baik keputusan penutupan sementara, ada yang menyatakan terkejut dengan keputusan itu. Salah satunya adalah pimpinan Phi Phi Tourist Business Associated, Watrapol Jantharo. Mengatasnamakan penduduk lokal, Jantharo mengatakan warga memahami The Beach alan ditutup total bagi pendaratan kapal.

Pemerintah Thailand sebelumnya mengumumkan, bila kawasan Wisata  itu dibuka kembali, pendaratan turis akan dilakukan di pelabuhan terapung di bagian lain pulau. Juga jumlah wisatawan akan dibatasi maksimal 2000 orang per hari.

Penutupan atau pembatasan jumlah turis juga bukan sesuatu yang mengejutkan di Thailand. Sejak tahun 2016 lalu, bangkok sudah menetapkan pembatasan jumlah turis ke Koh Tachai di taman nasional Similan dan Koh Yoong di pulau Phi Phi. Tapi hal itu tidak menyurutkan jumlah wisman ke Thailand. Sebaliknya kunjungan turis mancanegara justru melonjak drastis, dari 10 juta pada tahun 2000 menjadi 35 juta pada tahun 2017. 

as/vlz(aptn)