1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Lini Pertahanan dalam Gempuran

6 September 2013

Performa lini pertahanan Jerman belakangan mendulang hujan kritik. Kesalahan-kesalahan individu sering berakibat fatal. Di babak kualifikasi Piala Dunia, Joachim Löw berjanji akan membenahi skuadnya.

https://p.dw.com/p/19czj
Foto: Reuters

Sembilan kali kebobolan dalam tiga pertandingan, meski terdengar aneh, catatan tersebut adalah milik tim nasional Jerman yang sedang melakoni babak kualifikasi Piala Dunia 2014. Beruntung lini belakang Jerman di bawah asuhan pelatih Joachim Löw ini belum akan mendapat ujian berat ketika berhadapan dengan Austria dan Kepulauan Faroe.

Padahal tembok pertahanan der Panzer diisi oleh nama-nama berkelas internasional, layaknya Philip Lahm, Hummels, Jerome Boateng atau Per Mertesacker.

Menjamu Paraguay, Manuel Neuer dkk. dikejutkan dengan tiga gol balasan. Jerman juga harus bersusah payah mengejar ketertinggalan sebelum skor akhir menunjukkan angka 3:3. Selama tur Amerika Serikat, DFB Elf mencatat kemenangan tipis 4:3 atas tim tuan rumah. Sementara Ekuador mampu berpesta dua kali di depan gawang Neuer kendati takluk dengan empat gol balasan.

"Pertahanan Ofensif"

"Kita tidak cuma harus bisa menyerang dengan spektakuler, tapi juga harus kembali ke nilai-nilai lama," kata gelandang Real Madrid, Sami Khedira. Nilai tersebut adalah pertahanan solid yang selama ini menjadi akar keberhasilan Jerman menakukkan turnamen-turnamen besar dunia.

Tapi nyatanya lini pertahanan Jerman belakangan lebih sering mencuat lantaran kesalahan-kesalahan individu. Dalam laga lanjutan babak kualifikasi Piala Dunia 2014, Löw berjanji akan meminimalisir "kesalahan kecil semacam itu," katanya. "Kami sudah membahas dengan seksama performa lini pertahanan dalam beberapa pertandingan terakhir."

Sejak mengambil-alih skuad Jerman dari Jürgen Klinsmann 2006 lalu, Löw mencoba menerapkan gaya pertahanan modern kepada Philip Lahm dkk. "Pertahanan ofensif," yang diusung Jerman menuntut pemain depan ikut menekan pemain lawan untuk merebut bola. Namun garis pertahanan yang tinggi membuat tim yang menerapkan strategi bertahan semacam ini rawan mendapat serangan balik.

Tanggungjawab semua pemain

Tapi sang pelatih mengaku tidak siap meracik strategi berbeda terhadap anak asuhnya. Untuk itu waktu yang tersisa sama sekali tidak cukup.

Löw menjamin, skuadnya tidak akan "mendekam di belakang garis pertahanan sendiri untuk lalu melancarkan serangan balik," dan jika gawang Neuer kembali kebobolan?, "kami akan mencetak lebih banyak gol ketimbang tim lawan," pungkasnya.

Pemain bertahan Arsenal, Per Mertesacker menekankan pentingnya kerjasama yang apik, "saya kira, semua pemain mengerti bahwa pertahanan adalah tanggungjawab semua. Menurut saya agak kurang sopan jika empat pemain belakang yang melulu dijadikan sasaran kritik jika terjadi sesuatu," kata pemain 29 tahun tersebut.

rzn/ek (sid/dpa)