1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Lobsang Sangay Dilantik Menjadi PM Tibet

8 Agustus 2011

Setelah kemenangannya dalam pemilu, Lobsang Sangay dilantik sebagai pemimpin pemerintahan terasing Tibet. Perdana Menteri Tibet yang baru ini berikrar meneruskan perjuangan pembebasan Tibet dengan cara damai.

https://p.dw.com/p/12CwW
Lobsang Sangay (kiri) bersama Dalai LamaFoto: dapd

Kuliah di universitas bergengsi Harvard, pria santun berusia 43 tahun ini merupakan penerus generasi Tibet. Ia adalah Lobsang Sangay, sang Kalon Tripa yang baru, pemimpin pemerintahan eksil Tibet. Upacara pengambilan sumpah berlangsung pulkul 9 lewat 9 menit, di kota pemerintahan pengasingan Tibet, Dharamsala, Pegunungan Himalaya, India.

Mengemban jabatan baru ini, Lobsang Sangay siap menyampaikan pesan, "Kami percaya dapat mencapai tujuan kami tanpa kekerasan. Kami menginginkan dialog, kami berkeliling dunia, agar dunia ikut memperhatikan. Dan ya, kami memperoleh solidaritas, baik dari dalam maupun luar Tibet, yang semakin kuat dari tahun ke tahun."

Menurut berbagai kalangan, tugas yang digenggam Sangay dalam kepemimpinan pemerintahan eksil Tibet, di Dharamsala, tidak mudah. Ia terpilih dengan perolehan suara 55 persen dalam pemilu yang diikuti warga Tibet di seluruh dunia. Namun masih ada pertanyaan penting tersisa: Apakah Cina akan menerima Lobsang Sangay sebagai mitra bicara?

Perdana menteri Tibet yang baru inipun sangsi, "Cina melakukan segalanya untuk mengabaikan pemerintahan eksil Tibet. Bagi kami tak penting Cina mengakui pemerintahan terasing Tibet. Yang penting adalah Tibet dapat kembali merdeka dan bebas."

Dengan Dalai Lama, pemerintah Cina dulu berdialog. Namun kini, pemimpin spiritual Tibet itu tidak ingin lebih dari memberi nasihat kepada perdana menterinya. Berunding dengan Cina, kini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Lobsang Sangay. Akan tetapi, hingga kini, Sangay pun belum berhasil memperoleh akses ke pejabat Cina.

Tak hanya itu, Cina menganggap Lobsang Sangay sebagai seorang teroris. Ia dicap demikian, karena aktif di Kongres Pemuda Tibet, dan dalam pidatonya dulu sering mengkampanyekan pembebasan Tibet dengan cara kekerasan. "Saya memahami rasa frustasi generasi muda Tibet. Namun saya meminta mereka untuk bersabar. Saya punya hati, namun juga pemikiran. Oleh sebab itu, menurut saya, jalan tengah adalah yang terbaik.”

Kontribusinya bagi jalan tengah tersebut adalah dengan menggelar dialog dan mengadakan banyak konferensi, yang diorganisir bersama para ilmuwan Cina di Amerika. Namun banyak orang meragukan kebijakan moderatnya. Lobsang Sangay selama ini hanya mengenal tanah airnya lewat gambar-gambar dan kisah.

Namun Sangay sendiri optimistis, "Mahatma Gandhi berujar, pertama mereka mengabaikan, lalu menertawakanmu, kemudian memerangimu dan kamu yang akan menang. Garis keras di Cina sebelumnya telah memerangi saya, meski saya belum dilantik. Kesimpulan saya, tak lama lagi kami menuju pada kemenangan."

Jürgen Webermann/Ayu Purwaningsih

Editor: Hendra Pasuhuk