1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

070711 Feature Benin Bevölkerungswachstum

11 Juli 2011

Penduduk dunia kini mendekati 7 milyar orang. Meningkatnya jumlah penduduk tanpa kendali menghambat perbaikan hidup masyarakat dunia. 11 Juli diperingati sebagai Hari Kependudukan Dunia

https://p.dw.com/p/11t3R
Foto: Fotolia/momanuma

Lebih dua puluh tahun lalu, pada 11 Juli 1987 masyarakat internasional terkesima dengan jumlah penduduk dunia yang menerobos angka 5 milyar orang. Angka ini mengingatkan banyak pihak mengenai keterbatasan sumber alam. Lebih dari itu, semakin cepatnya angka itu membengkak, menyadarkan betapa pentingnya perkembangan yang bisa memenuhi kebutuhan hidup penduduk sebanyak itu.

Indonesien junge Familie
Foto: picture alliance/imagestate/Impact Photos

Kini statistik menunjukan, 2050 mendatang penduduk dunia akan memecah rekor 9 milyar orang. Tahun ini organisasi kependudukan PBB, UNFPA menyebutkan, penduduk dunia sudah mendekati 7 milyar orang. Persisnya menurut Lembaga Kependudukan Jerman, penduduk dunia saat ini berjumlah 6.973.762.000 orang.

Sementara itu di banyak negara, terutama di kawasan Afrika, sekitar 75% penduduk berpenghasilan di bawah 2 dolar sehari dan mengalami kelaparan. Terkadang, tanpa bisa melihat penyebab kemiskinan itu.

Di desa Gnassata di Benin, sekitar 140 kilometer dari ibukota Cotonou, petani Pierre Kploka mengeluhkan situasinya, "Saya hanya punya tiga istri. Yang pertama memberikan saya 9 anak, yang kedua punya lima anak dan yang ketiga melahirkan empat anak. Bagaimana saya bisa memberi makan keluarga besar ini? Untuk melakukan itu saya perlu lebih dari tiga ribu frank sehari.“

Tiga ribu frank itu kira-kira 60 ribu rupiah. Penghasilan Pierre Kploka seharinya jauh di bawah itu. Si bungsu dari 18 pianak keluarga Kploka merangkak di halaman rumahnya dengan hanya mengenakan kaos oblong sobek. Seperti belasan kakaknya, perutnya buncit. Matanya seakan terlalu besar di wajahnya yang kurus. Hanya beberapa anak yang pernah mengenyam pendidikan, sembilan di antara kakak beradik itu putus sekolah setelah beberapa bulan. Dua yang tertua tengah menyelesaikan pelatihan kejuruan.

Meski begitu, Pierre Kploka menganggap keadaan ini normal saja. Ia tekankan bahwa baginya, banyak anak menunjukkan kekuatan dan memberikannya posisi yang terpandang dalam masyarakat. Istrinya yang termuda, Giselle yang berusia 40 tahun menganggap bahwa kehamilan berada di tangan Tuhan. Bukan suatu pilihan.Sementara itu pimpinan proyek kemasyarakatan organisasi „Terre des Hommes“ di Benin, Arsène Metinhoué, melihat masalah besar dalam meningkatnya jumlah penduduk yang tak terkendali, karena hal itu justru menekan pertumbuhan ekonomi dan menghambat perbaikan hidup masyarakat.

Memiliki anak pada dasarnya adalah pilihan sendiri. Namun pertanyaan seperti, berapa anak yang sebaiknya dimiliki setiap keluarga bisa menentukan bagaimana perkembangan sebuah negara. Selain itu menentukan apakah penduduknya bisa hidup berkecukupan dan negara bisa maju.

Schulklasse in Südkorea
Foto: picture alliance/Lonely Planet Images

Di markas PBB di New York, Sekretaris Jenderal Ban Ki Moon melihat tantangan besar dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah ini. Meski begitu, ia mengajak masyarakat internasional untuk merayakan kemanusiaan dan kemajemukan penduduk dunia. Dikatakannya, "mencapai jumlah 7 milyar penduduk dunia merupakan peristiwa penting. Fokus kita tetap harus pada manusianya. Karena itu, saya mendukung aksi UNFPA yang meluncurkan kampanye 7 milyar aksi untuk memperbaiki keadaan di dunia." Antara lain dengan menggalakkan kampanye keluarga berencana.

dpa/kna/Frejus Quenum / Edith Koesoemawiria
Editor: Hendra Pasuhuk