1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

LSI: Warisan Politik Soeharto Berakhir

22 Oktober 2010

Jum'at (22/10), sebuah survey tentang persepsi publik terhadap bekas Presiden Soeharto diluncurkan, di tengah meriahnya peringatan 1000 hari meninggalnya Soeharto dan wacana menjadikannya sebagai pahlawan.

https://p.dw.com/p/Pl7v
Soeharto sesaat setelah menyampaikan pidato pengunduran dirinya, Mei 1998Foto: AP

Nostalgia sistem politik Orde Baru, kerap didengungkan di tengah belum stabilnya sistem politik demokrasi di Indonesia saat ini. Namun sebuah survey yang diluncurkan Lembaga Survey Indonesia LSI, bertepatan dengan peringatan seribu hari meninggalnya Soeharto, menunjukan, telah berakhirnya warisan politik penguasa Orde baru itu.

Kesimpulan survey menunjukan, nama besar Cendana kini tak memiliki banyak pendukung. Popularitas Tommy Soeharto dalam survey itu memang diakui oleh sekitar 72 persen responden. Namun 47 persen responden tersebut menyatakan tak menyukai pangeran Cendana dan hanya 0,8 persen yang akan memilihnya sebagai presiden jika Pemilu presiden digelar hari ini.

Menurut Direktur LSI Dodi Ambardi, rendahnya tingkat keterpilihan Tommy Soeharto sebagai penerus Cendana disebakan karena masih kuatnya persepsi negatif yang melekat pada rezim Soeharto. Dan ia menyebut semua hal ini sebagai akhir dari warisan politik Soeharto.

Hasil survey itu juga membalikkan anggapan awam, yang menyebut banyaknya masyarakat yang ingin kembali kepada pemerintahan Orde Baru. Ini karena ditemukan fakta bahwa 70 persen responden lebih memilih sistem demokrasi yang dipraktekan sekarang, ketimbang kembali ke sistem Orde baru.

Namun mantan Menteri Koperasi dan Pengusaha Kecil era Orde Baru, Subiakto Tjakrawardaya, yang kini mengurusi sejumlah yayasan Cendana, mempertanyakan hasil survey ini. “Respondenya siapa? Kalau di tingkat atas mungkin iya ya, tapi kalau di tingkat bawah kok tidak. Di tingkat bawah itu kelihatanya mengharapkan suasana yang seperti itu, suasana seperti Orde Baru waktu itu."

Betapapun, kenyataan menunjukan, sejumlah upaya melanggengkan warisan politik Soeharto tak mendapat dukungan dari publik. Partai Karya Peduli Bangsa yang didirikan Putri Sulung Soeharto, Siti Hardiayanti atau Mbak Tutut, hanya berhasil mengumpulkan dua kursi parlemen pada pemilu 2004. PKPB, yang jelas mengusung kejayaan Orde Baru, bahkan tak mendapat satu kursi pun pada Pemilu 2009 lalu.

Namun bekas menteri Orde Baru Subiakto Tjakrawardaya, juga menyebut fakta lain, yaitu adanya sejumlah partai politik yang masih terus meminang keluarga Cendana. Titik Soeharto kini duduk sebagai Fungsionaris Golkar, sementara partai Hanura telah menyiapkan kursi wakil ketua umum bagi Tommy Soeharto.

Direktur LSI, Dodi Ambardi menduga, hal ini lebih berkaitan dengan urusan dana cendana. “Kepentinganya bukan kepentingan electoral secara langsung untuk mendapatkan dukungan suara... Tetapi kemudian bahwa keluarga Soeharto itu punya pundi-pundi besar yang akan bisa menyumbang partai, itu kan urusan lain jadinya."

Penguasa Orde baru Soeharto, dijatuhkan dari kepemimpinan se telah berkuasa selama 32 tahun, melalui aksi massa besar besaran tahun 98 lalu. Ia meninggal awal tahun 2008 lalu, setelah menderita sejumlah gangguan kesehatan. Karena alasan kesehatan ini juga Soeharto dibebaskan dari pengadilan. Meski disebut-sebut berhasil membangun Indonesia, namun pemerintahanya sarat dengan tuduhan korupsi dan pelanggaran hak azasi manusia berat.

Zaki Amrullah

Editor: Yuniman Farid