1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Lubang Hitam yang Memukau Walau Tak Terlihat

Cornelia Borrmann
10 Maret 2023

Bagaimana lubang hitam terbentuk dan berkembang? Teleskop ruang angkasa James Webb digunakan untuk meneliti dan menjawab pertanyaan itu. Fenomena kosmis luar biasa ini tetap memukau walau tak kasatmata.

https://p.dw.com/p/4OAEt
Gambar menunjukkan ilustrasi "lubang hitam"
Ilustrasi "lubang hitam"Foto: ingimage/IMAGO

"Kita selalu hanya bisa melihat dampak dari "lubang hitam". Misalnya kita melihat terjadinya lipatan ruang. Atau sebagai sesuatu yang mengitari bintang, tapi tidak terlihat jelas," ujar ahli astronomi Knud Jahnke. Ia dan timnya meneliti fase, di mana berbagai materi jatuh ke dalam "lubang hitam" dan area di sekitarnya berpendar.

Kalau di sekitar "lubang hitam" ada banyak gas, maka bisa terjadi gesekan. Jika terjadi gesekan, berarti tercipta suhu tinggi. Dan pada lingkungan yang ekstrem, suhunya sangat tinggi dan akhirnya tampak berbinar. Artinya, kita melihat di sekitar "lubang hitam" muncul sangat banyak cahaya.

Jadi sebuah "lubang hitam" bisa menimbulkan dan memancarkan lebih banyak cahaya daripada seluruh bintang di galaksi. Namun, itu berasal dari area di kawasan inti, yang relatif tidak besar.

Baru bisa melacak 300 lubang hitam

"Kita tahu, di alam semesta ada sangat banyak galaksi. Dan kalau semua punya "lubang hitam" di bagian tengahnya, itu artinya, di alam semesta yang lalu juga ada sangat banyak "lubang hitam". Sekarang yang kita kenal ada beberapa ratus, sekitar 300-an," kata Knud Jahnke- menambahkan.

Melihat Lebih Jauh ke Dalam Kegelapan Abadi dengan James Webb

Ia menjelaskan lebih lanjut, "Kalau kita ingin melihat, bagaimana dunia tumbuhan dikonstruksikan di Bumi, mungkin kita akan meneliti 300 pohon raksasa dari jenis Sequoioideae." Dilihat dari luar, tentu pohon-pohon ini sangat mengesankan. Tapi itu tidak menjawab pertanyaan, bagaimana mereka tumbuh dari kecil hingga sebesar itu. Bagaimana tampaknya ketika baru setengah ukurannya sekarang? Bagaimana waktu baru berupa bibit?

Dalam hal ini, Knud Jahnke dan timnya berusaha untuk tidak hanya mengamati pohon yang paling besar, tapi berusaha melihat bagaimana saat ukurannya baru separuh ukurannya sekarang, waktu masih kecil. Dan dari situ mereka berusaha melihat bagaimana mekanisme pertumbuhan "lubang hitam."

Lubang hitam berukuran raksasa

Para peneliti ini melihat bagaimana fase ketika "lubang hitam" masih tumbuh. Tapi fase-fase itu sangat lama. Fase di mana massanya bertumbuh dua kail lipat, yaitu pertumbuhan yang besar, lamanya bisa beberapa ratus juta tahun.

Dan sekarang ada "lubang hitam," yang massanya sangat besar. Katakanlah 600, 700 juta tahun setelah "dentuman besar" atau Big Bang, dan massanya milyaran massa matahari. Dan waktu tumbuhnya kemungkinan relatif singkat.

"Kita tidak tahu bagaimana itu bisa terjadi. Dalam hal itulah James Webb akan sangat membantu", Jahnke mengatakan lebih lanjut.  Ia dan timnya akan melihat, apa yang terjadi pada galaksi di bagian-bagian dimana sejumlah "lubang hitam" yang terbentuk paling awal. Apakah mereka tidak berubah tampilannya setelah beberapa milyar tahun? Atau apakah sangat berbeda? Misalnya apakah menjadi sangat kaku?

Itu bisa jadi petunjuk sangat baik tentang semua "lubang hitam" yang massanya sangat besar.

Informasi penting dari James Webb

Jahnke mengungkap, "Saya juga sangat yakin, kita akan mendapatkan informasi yang sangat mengejutkan, baik tentang 'lubang hitam' sendiri, maupun tentang fase awalnya. Atau juga bidang lain yang terkait."

Ia menambahkan, ia juga senang bahwa ia belum mengetahui semua jawabannya sekarang. "Kalau tidak, tentu tidak seru lagi." Tentu saja, James Webb memberikan jauh lebih banyak informasi tentang Big Bang, dan "lubang hitam."

Semua orang ingin tahu: Dari manakah saya? Akan ke mana? Ini tentu kisah yang sangat panjang dengan perkembangan sangat sedikit mengenai alam semesta. Tapi itulah yang berusaha dimengerti hingga seluruh rinciannya oleh Knud Jahnke dan timnya.

(ml/as)