1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Malaysia Airlines Tarik Judul Promosi 'Bucket List'

Vidi Athena Legowo5 September 2014

Hujan kritik yang diterima mamaksa maskapai penerbangan milik Malaysia mencopot judul kampanyenya. Malaysia Airlines dianggap tidak menghargai perasaan keluarga korban dua bencana yang menimpa dua pesawat maskapai ini.

https://p.dw.com/p/1D7fJ
Foto: Reuters

Malaysia Airlines kembali menjadi berita setelah menggelar kompetisi yang meminta pelanggannya untuk menuliskan aktivitas dan tujuan wisata yang berada dalam 'bucket list' mereka. 'Bucket list' adalah istilah yang digunakan pengguna bahasa Inggris untuk menggambarkan daftar petualang yang ingin mereka lakukan sebelum meninggal. "My Ultimate Bucket List Campaign" begitu judul promosi yang dilancarkan Malaysia Airlines. Berbagai hadiah dijanjikan, termasuk tiket pesawat gratis.

Namun mengingat dua bencana yang menimpa di tahun ini, maskapai penerbangan milik Malaysia memutuskan untuk menghilangkan judul promo tersebut, karena dianggap kurang pantas. Satu pernyataan yang dikeluarkan maskapai ini menyebutkan, kampanye ini mulai diluncurkan Senin lalu (01/09/14) di Australia dan Selandia Baru. Tapi ditarik kembali sehari kemudian, setelah menerima hujanan kritik.

Pihak maskapai mengemukakan: "Maskapai menghargai perasaan publik dan sama sekali tidak berniat untuk menyinggung siapapun.“

Kepada harian New Zealand Herald, Danica Weeks, istri seorang korban pesawat MH370, mengatakan bahwa promosi tersebut "mengerikan" dan mencerminkan ketidakpekaan maskapai ini terhadap keluarga korban.

Kampanye ini kembali dikeluarkan hari Rabu (03/09/14) dan akan berakhir pada akhir tahun, tetapi tanpa menuliskan judul dan hanya menonjolkan pada hadiah yang akan diberikan, demikian dikatakan pihak Malaysia Airlines.

Citra Memburuk

Pesawat Malaysia Airlines MH370 dengan 239 penumpang dan awak, hilang pada 8 Maret dalam penerbangan menuju Beijing. Dan sampai sekarang pesawat naas ini belum berhasil ditemukan. Dan pada 17 Juli, pesawat bernomor penerbangan MH17, jatuh tertembak di wilayah Ukraina, menewaskan 298 penumpang dan awak pesawat.

Sebelum kedua kecelakaan ini, Malaysia Airlines memiliki catatan keselamatan yang baik dan dianggap sebagai salah satu maskapai penerbangan dengan layanan yang memuaskan.

Minggu lalu, Khazanah Nasional, pemilik saham perusahaan terbanyak, mengatakan akan memberhentikan 6.000 karyawannya sebagai bagian dari program restrukturisasi. Sementara akhir bulan lalu, Malaysia Airlines kembali disorot atas dugaan pelecehan seksual yang dilakukan seorang pramugaranya.

yf/vlz (ap)