1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Indonesia Harus Tindak Pemicu Kebakaran Hutan

yf/as (afp/ap)6 Oktober 2015

PM Malaysia mendesak Indonesia untuk menindak pihak yang bertanggungjawab atas kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera. Kebakaran hutan tahun ini diyakini akan catat rekor sebagai yang terparah dalam sejarah.

https://p.dw.com/p/1GjCZ
Gedung kantor perdana menteri Malaysia diselimuti kabut asap
Foto: picture-alliance/AP Photo/J. Paul

“Mereka (perusahaan perkebunan) beroperasi di sana, dan kami menginginkan agar Indonesia bertindak,” dikatakan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak seperti dikutip oleh Kantor Berita Bernama, Minggu (04/10). “Hanya Indonesia yang bisa mengumpulkan bukti dan menghukum perusahaan yang bersangkutan.

Banyak pesawat terbang yang membatalkan penerbangan akibat kabut asap
Foto: Reuters/Antara Foto/W. Septiawan

Dalam dua bulan terakhir, kabut asap yang disebabkan kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan telah menyebabkan sedikitnya lima orang meninggal. Selain itu, bencana kabut asap menyebabkan banyak penerbangan dibatalkan dan menimbulkan masalah pernafasan bagi puluhan ribu orang di Indonesia, Malaysia dan Singapura.

Pekan lalu, Indonesia sempat bersitegang dengan Singapura soal kabut Asap, setelah seorang menteri di negara jiran itu menyebut Indonesia gagal menghentikan kabut asap. Dan Senin (05/10) kelompok perlindungan konsumen dan lingkungan Singapura menyatakan untuk memboikot produk perusahaan Indonesia “yang tidak bertanggungjawab”. Mereka menyatakan tidak akan membeli atau menggunakan bahan dari 10 perusahaan Indonesia yang menghadapi tindakan hukum dari Singapura, salah satunya adalah perusahaan Asia Pulp and Paper.

Para ahli meyakini, situasi kebakaran hutan dan kabuta asap tahun ini serupa dengan tahun 1997 yang tercatat sebagai bencana kabut asap paling parah dalam sejarah. "Kondisi di Singapura dan tenggara Sumatera serupa dengan 1997," kata Robert Field, ilmuwan Columbia University yang juga bekerja untuk NASA. "Jika perkiraan cuaca yang memprediksi kemarau panjang bertahan, ini akan membuat kabut asap 2015 termasuk yang paling parah dalam sejarah."

Api yang membekap kedua pulau di tanah air itu berpotensi menjadi yang paling parah dan paling lama karena juga dipicu fenomena El Nino yang membuat kondisi cuaca menjadi lebih kering dan menghambat turunnya hujan.

Sementara itu pemerintah Indonesia sejauh ini telah menurunkan 20.000 tentara, polisi dan pemadam kebakaran ke Sumatera dan Kalimantan. Indonesia juga telah mengeluarkan uang 500 milyar untuk mengatasi benxcana kabut asap itu. Presiden Jokowi mengatakan, Indonesia “sangat serius” dalam menanggulangi kebakaran hutan. Harapan terbesar buat memadamkan api adalah dengan datangnya musim hujan.