1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Malta Gagalkan Upaya Pengambilan Jet Tempur Libya

28 Februari 2011

Gaddafi menginginkan kembali dua pesawat tempur Miragenya. Dengan pesawat-pesawat tersebut dua pilot Libya membelot ke Malta. Sebuah aksi untuk mengambil kembali dua pesawat tempur itu berhasil digagalkan pihak Malta.

https://p.dw.com/p/10Qx2
Para penentang Gaddafi mempersiapkan senjata anti pesawat tempur untuk hadapi kemungkinan serangan angkatan udara. Benghazi (28/02)Foto: dapd

Sejak hampir dua pekan lalu, Malta menjadi jembatan terpenting bagi banyak negara yang ingin mengevakuasi warganya dari Libya. Lambat tapi pasti banyak perincian tersingkap yang menjelaskan bahwa aksi-aksi tersebut sebenarnya berbahaya. Misalnya, Minggu 27 Februari lalu sebuah pesawat pengangkut Hercules milik angkatan udara Inggris ditembaki di atas Libya ketika dalam penerbangan kembali ke Malta.

Harian "Times of Malta“ melaporkan, pesawat itu tertembak di bagian kanan lambung dan mengalami kerusakan ringan. Tetapi tidak ada korban jatuh. Tembakan tersebut berasal dari senjata tangan. Pemerintah Inggris mengerahkan tiga pesawat dan satuan khusus militer untuk mengevakuasi warga negaranya dari Libya.

NO FLASH Malta Libyen Flughafen
Salah satu jet tempur Libya yang mendarat di Malta (21/02)Foto: AP

Putri Gaddafi Tinggalkan Libya?

Laporan terperinci mengenai insiden yang terjadi hari Rabu 23 Februari juga baru diberitakan sekarang. Rabu malam dikabarkan, putri Gaddafi, Aisha, berusaha meninggalkan Malta dengan pesawat terbang. Kalangan pemerintahan Malta pertama-tama membenarkan laporan itu. Baru setelahnya dikatakan bahwa informasi tersebut salah. Perdana Menteri Malta, Lawrence Gonzi secara resmi menyangkal pemberitaan itu hari Minggu lalu (27/02), "Di samping itu, saya harus menekankan, tidak benar bahwa kami mendapat informasi bahwa putri Gaddafi berada dalam pesawat terbang. Itu tidak benar.“

Yang lebih menarik daripada kemungkinan larinya putri Gaddafi adalah hal lain yang dikatakan Perdana Menteri Gonzi. Informasi tentang 14 penumpang pesawat berbaling-baling Libya ternyata ada. "Laporan yang benar adalah, di daftar penumpang pesawat itu tercantum nama kedua pilot pesawat Mirage,“ demikian dikatakan Gonzi.

Operasi Atas Perintah Gaddafi

Menurut keterangan Malta, penerbangan yang tidak diinformasikan tersebut kemungkinan operasi militer yang diperintahan Gaddafi di Malta. Dua hari sebelumnya, dua pesawat tempur Libya mendarat di Malta. Kedua pilotnya menolak untuk melepaskan tembakan ke arah demonstran dan lebih memilih untuk membelot dari negaranya.

Muammar al-Gaddafi Libyen Rede Ansprache NO FLASH
Gaddafi ketika menyampaikan pidato tanggal 22 Februari.Foto: Libya State Television via APTN/AP/dapd

Sejak saat itu, kedua jet tempur tersebut berada di lapangan udara internasional Luqa. Dan penumpang pesawat dari maskapai penerbangan Libyan Arab Airlines rencananya harus membawa kedua jet tempur itu kembali ke Libya, baik dengan atau tanpa ijin. Perdana Menteri Gonzi mengatakan, "Saya sama sekali tidak ragu, bahwa para penumpang pesawat itu adalah pilot-pilot yang merencanakan untuk menerbangkan kedua jet tempur kembali ke Libya. Oleh sebab itu kami tidak mengijinkan pesawat penumpang itu mendarat.“

Setelah ditolak, pesawat itu masih berusaha mendarat di Malta dengan alasan habis bahan bakar. Tetapi setelah beberapa waktu pesawat itu kemudian berputar dan kembali ke Libya, kemungkinan ke Tripoli. Bagaimana pemerintah Malta mengetahui rencana Libya tersebut, tidak dikatakan Gonzi. Tetapi insiden seperti inilah yang menyebabkan angkatan udara Malta dan Italia sudah waspada sejak beberapa waktu lalu.

Stefan Troendle / Marjory Linardy

Editor: Rizki Nugraha