1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mamnoon Hussain Terpilih Presiden Baru Pakistan

Edith Koesoemawiria31 Juli 2013

Parlemen Pakistan pilih politisi veteran sebagai presiden baru, sementara di kawasan perbatasan milisi menyerang penjara dan membebaskan 230 tahanan.

https://p.dw.com/p/19Gwr
Foto: AFP/Getty Images

Mamnoon Hussain, yang berusia 73 tahun, akan dilantik sebagai Presiden baru Pakistan. Upacara itu akan berlangsung 9 September mendatang, di istana kepresidenan yang akan ditinggalkan oleh Presiden Asif Ali Zardari yang masa lima tahun jabatannya berakhir.

Asif Ali Zardari
Presiden Asif Ali Zardari, masa jabatan berakhirFoto: Getty Images

Hussain mendapatkan jabatan itu berkat dukungan anggota kedua majelis parlemen Pakistan dan dukungan kuat di empat propinsi, termasuk Punjab, Sindh dan Baluchistan. Di Khyber Pakhtunkhwa, ia hanya meraih 41 dari 110 suara.

Secara keseluruhan ia memenangkan 277 dari 311 suara di majelis tinggi dan rendah parlemen.

Dukungan Perdana Menteri

Para pakar sudah menduga bahwa kandidat yang didukung oleh partai Perdana Menteri Nawaz Sharif, Liga Muslim Pakistan PML-N akan keluar sebagai pemenang.

Sharif yang pernah dikudeta pada tahun 1999, berhasil melejit ke pucuk politik seiring kemenangan partainya PML-N, dalam pemilihan parlemen Mei lalu. Hussain, akan mengisi jabatan Presiden selama lima tahun dan langsung mengundurkan diri dari PML-N. Sejumlah pakar menilainya sebagai tindakan simbolis untuk menunjukkan bahwa ia akan menjadi Presiden yang non-partisipan.

Taliban Selbstmordanschlag Bombe Bannu Pakistan
Foto: Reuters

Senin malam, beberapa jam sebelum pemilihan presiden itu, sekitar 40 militan Taliban yang menyaru sebagai polisi menyerang Penjara di kota Dera Ismail Khan, dan membebaskan ratusan tahanan.

Jatuh Korban dalam Baku Tembak

Setidaknya 13 orang termasuk enam polisi, empat tahanan dan dua penyerang tewas dalam baku tembak selama tiga jam antara pasukan keamanan dan milisi yang menyaru polisi. Begitu keterangan Mushtaq Jadoon, seorang pejabat senior Pakistan kepada televisi swasta, ARY News.

Jelasnya, “243 tahan berhasil melarikan diri, enam diantaranya tertangkap lagi. 30 tahanan yang lepas itu milisi garis keras”.

Disebutkan, 5000 tahanan berada di penjara Dera Ismail Khan, sebuah kota di propinsi Khyber Pakhtunkhwa. Di antara tahanan, terdapat 300 milisi garis keras yang pernah terlibat serangan terhadap pasukan keamanan dan pembunuhan sektarian.

Menurut Jadoon, puluhan Taliban berhasil menyelinap ke penjara dan menempatkan puluhan peledak. Sejumlah diantaranya berhasil dijinakkan oleh tim ahli.

Afghanistan Gefängnis in Bannu
Penjara di kota Bannu, propinsi Khyber Paktunkhwa.Foto: picture-alliance/dpa

Sementara itu, jam malam diberlakukan dan warga lokal diminta untuk menetap di rumah. “Kami melalui media, mengimbau warga setempat untuk tinggal di rumah. Ini demi keamanan sendiri, khususnya di saat aksi-aksi militer, polisi dan paramiliter.“

Di Dera Ismail Khan, penduduk melaporkan ledakan dan tembakan. Selain itu, listrik di berbagai kawasan kota dipadamkan.

Pakistan memerangi Taliban sejak 2007, ribuan warga sipil dan pasukan keamanan tewas dalam bentrokan dan serangan. Propinsi Khyber Pakhtunkhwa yang berbatasan dengan Afghanistan oleh Washington dianggap sebagai lokasi persembunyian milisi Taliban dan Al Qaida. April 2012, Taliban melakukan aksi serupa di penjara kota Bannu, propinsi Khyber Paktunkhwa.

ek/hp (ap,dpa,rtr)