1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mandala Berhenti Kepakkan Sayap

13 Januari 2011

Maskapai penerbangan Mandala resmi menutup semua rute penerbangan karena terbelit masalah utang.

https://p.dw.com/p/zxCT
5 September 2005 pesawat Mandala pernah mengalami kecelakaan di MedanFoto: AP

Direktur Utama Mandala Diono Nurjadin mengatakan, penutupan ini bersifat sementara bersamaan dengan upaya restrukturisasi utang yang dilakukan oleh perusahaan.

“Jadi kita diberi waktu 45 hari, tapi kami harapkan sebelum 45 hari kami sudah bisa beroperasi kembali. Kenapa kita mengambil keputusan untuk menghentikan operasi sekarang, karena justru untuk mengamankan kelangsungan dari perusahaan. Karena kalau kita beroperasi dengan keadaan yang sekarang kerugiannya terus terang saja lebih besar daripada kalau kita tidak beroperasi”, kata Diono.

Mandala dikenal sebagai maskapai dengan pesawat-pesawat modern terutama dari Airbus. Perusahan yang kini dimiliki oleh Cardig Internasional dan Indigo Partners ini sebelumnya disebut-sebut sebagai perusahaan yang menjanjikan dengan sejumlah sertifikat keselamatan dari IATA, disamping Garuda.

Pengamat Penerbangan Dudi Sudibyo menyebut, krisis keuangan di Mandala ini semata-mata karena kesalahan strategi bisnis perusahaan, termasuk keputusan mendatangkan pesawat-pesawat baru yang biaya sewanya sangat mahal.

Ia mengatakan, “Kan sudah tahu pesawatnya terbatas, hanya punya 5 tapi tetap saja membuka penerbangan regional yang paling terakhir Balikpapan - Singapura. Bagaimana dia bisa melayani, Singapura-Jakarta, Jakarta-Makau kemudian ke Hongkong hanya dengan 5 pesawat, belum lagi yang dalam negeri. Itu salah satu yang memicu lebih cepat lagi terpuruk. Karena daerah daerah tujuan ke luar negeri ini, sangat rendah, tidak mencapai 70-80 persen untuk sektor ini”

Secara umum, Dudi Sudibyo menyebut dampak berhentinya Mandala tak akan berpengaruh pada industri penerbangan di Indonesia. Sebaliknya, Ia memperkirakan pasar penerbangan di Indonesia masih sangat cerah

Menurut Dudi Sudibyo, Tahun 2010 lalu, tercatat ada 44 juta penumpang yang diangkut oleh maskapai domestik. Angka ini mendekati jumlah penumpang yang diangkut maskapai Singapura.

Meski demikian, Dudi Sudibyo mengingatkan, ada sejumlah maskapai domestic yang berpeluang bangkrut mengikuti Mandala karena kesalahan manajemen. Ini merupakan dampak dari aturan terdahulu, yang memudahkan pendirian sebuah maskapai di Indonesia.

"Tidak akan terjadi gejolak yang luar biasa, tapi pasti akan ada riak. Saya yakin itu dan juga yang akan datang ke depan kasus semacam ini pasti akan terjadi kalau maskapai-maskapai itu tidak merger. Kalau mereka merger itu mungkin bisa dihindari. Ada beberapa maskapai yang kecenderungan ke itu (bangkrut) ke depan itu akan terjadi. Dan salah satu jalan keluarnya itu adalah merger. Tapi ya ini gengsi dari pemilik atau investornya itu”, kata Dudi.

Zaki Amrullah

Editor : Ayu Purwaningsih