1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

070911 Island Prozess

8 September 2011

Geir Haarde dituduh mengabaikan semua peringatan akan kebangkrutan yang mengancam bank-bank di sana. Negara berpenduduk 320.000 jiwa ini terjerumus dalam krisis ekonomi dan moneter akibat runtuhnya tiga bank terbesar.

https://p.dw.com/p/12UsX
Geir HaardeFoto: ap

Mantan Perdana Menteri Islandia Geir Haarde diajukan ke pengadilan dengan tuduhan tidak mengantisipasi peringatan yang ada. Demikian dikatakan ketua komisi di Parlemen Islandia, yang tengah mempersiapkan tuntutan terhadapnya. Mengabaikan tugas, demikian tertulis dalam surat dakwaan.

Apakah Pengadilan Akan Digelar?

Haarde dituduh telah mengabaikan semua peringatan akan kebangkrutan yang mengancam bank di Islandia. Akibatnya, negara ini terpuruk dalam krisis yang mendalam, setelah ambruknya bank-bank Islandia.

Hari Senin (05/09), Geir Haarde kembali hadir di persidangan di Reykjavik. Akan tetapi apakah proses pengadilan akan digelar, baru akan diputuskan dalam tiga minggu ke depan.

Pengacara Haarde, Andri Arnason, yakin sidang terhadap kliennya tidak akan berlangsung. "Geir Hilmar Haarde tidak akan diadili dalam kasus ini. Ini merupakan pertama kali dalam sejarah peradilan pidana di Islandia, karena terdakwa tidak dimintai keterangan terlebih dahulu atau tanpa mengijinkan terdakwa untuk mengemukakan dan menilai pandangannya dalam kasus ini."

Terdakwa Tunggal

Dalam pengadilan khusus yang dibentuk Parlemen, duduk lima hakim berpengalaman dan delapan anggota lainnya yang ditunjuk Parlemen. Awalnya, selain Geir Haarde, terdapat empat menteri yang juga turut didakwa. Tapi untuk proses terhadap mereka, Parlemen tidak mencapai suara mayoritas.

Bagi Haarde, yang mengundurkan diri dari jabatannya di tahun 2009, hal ini sudah menjadi jelas, bahwa ia sendirilah yang harus maju mempertanggungjawabkan kasus ini.

Usai pengadilan hari Senin lalu (05/09), Haarde menyatakan, "Tentu saja saya merasa tidak enak. Tapi saya tahu, bagaimana hal ini dimulai dan siapa saja di baliknya. Karenanya, dalam situasi seperti ini saya tidak seserius orang lain yang mungkin dapat mengalami depresi."

Mengenai dakwaan yang ditimpakan kepadanya, Haarde pernah mengatakan berulangkali, bahwa proses pengadilan terhadapnya ditunggangi kepentingan politik atau bahkan rekayasa Hijau Kiri, bekas partai komunis Islandia.

Lebih dari Seorang yang Bertanggungjawab

Jika terbukti bersalah, Haarde terancam hukuman dua tahun penjara. Tapi bahkan sampai saat ini masih belum jelas, pelanggaran hukum apa yang telah ia lakukan, dikatakan pengacara Andri Arnason:

"Tampaknya seperti banyak kesalahan yang dibuat. Tampak jelas juga, ambisi kejaksaan begitu besar sampai mereka kewalahan. Dan sekarang sadar, bahwa mereka tidak mempersiapkan proses dengan benar,” ditambahkan Andri Arnason.

Banyak orang di Islandia berpendapat bahwa Haarde telah melakukan kesalahan. Walaupun demikian, mereka juga menganggap bukan hanya Haarde saja yang harus diajukan ke pengadilan. Mantan Kepala Bank Sentral Islandia David Odsson, misalnya, dianggap banyak orang sebagai yang paling bertanggungjawab dalah kasus ini.

Albrecht Breitschuh/Yuniman Farid
Editor: Hendra Pasuhuk