1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Maskapai Hindari Wilayah Udara Ukraina

18 Juli 2014

Menyusul penembakan terhadap pesawat Malaysia, Presiden Indonesia menginstruksikan agar maskapai penerbangan Indonesia menghindari terbang di atas Ukraina dan Jalur Gaza.

https://p.dw.com/p/1Ceqq
Symbolbild Radarschirm Flufhafen
Foto: Getty Images

Para pemimpin dunia menuntut penyelidikan internasional atas penembakan pesawat Malaysia Airlines yang menewaskan semua penumpang dan kru. Sementara itu, dalam pidato di televisi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan: "Saya telah mengeluarkan instruksi kepada maskapai Indonesia untuk menghindari daerah konflik, khususnya Ukraina ... dan Jalur Gaza."

Dalam sebuah pernyataannya, Garuda Indonesia memastikan bahwa pesawat mereka tidak melewati Ukraina untuk rute non-stop Jakarta-Amsterdam.

Menghindari jalur tak aman

Pesawat Malaysia diduga kuat ditembak jatuh di atas wilayah yang dikuasai pemberontak Ukraina. Sejumlah operator penerbangan Asia lainnya sejak bulan lalu tak melewati rute itu karena alasan keamanan.

Dua maskapai utama Korea Selatan: Korean Air dan Asiana, serta maskapai Australia: Qantas Airlines dan maskapai Taiwan: China Airlines menyatakan semua jalur penerbangan mereka sudah dialihkan sejak awal Maret lalu. "Kami tak lagi terbang di atas Ukraina, karena masalah keamanan," tandas juru bicara Asiana, Lee Hyo-Min. Korean Air mengarahkan penerbangannya 250 kilometer dari selatan Ukraina sejak 3 Maret lalu, "karena kerusuhan politik di wilayah tersebut", demikian ujar seorang pejabat maskapai itui kepada AFP.

Seorang juru bicara Qantas mengatakan, rute penerbangan mereka dari London ke Dubai biasanya terbang di atas Ukraina, tapi jalur kemudian diubah beberapa bulan yang lalu. Sementara Taiwan China Airlines mengalihkan jalur penerbangannya dari tanggal 3 April silam.

Malaysia tak lewati batasan

Ketika diitanyakan mengapa Malaysia Airlines tidak mengambil tindakan pencegahan serupa, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menjawab, otoritas udara internasional menganggap jalur penerbangan tersebut aman: "Rute penerbangan pesawat itu dinyatakan aman oleh Organisasi Penerbangan Sipil Internasional. Dan Asosiasi Transportasi Udara Internasional telah menyatakan bahwa pesawat melintas di ranah udara yang tidak termasuk wilayah yang dilarang," katanya.

Namun beberapa otoritas penerbangan di beberapa negara, termasuk FAA di Amerika Serikat sudah menegluarkan peringatan untuk tak melintasi beberapa bagian wilayah Ukraina. Meski demikian beberapa maskapai masih terus lanjut mlewati jalur itu, karena pendek dan yang artinya bisa berhemat bahan bakar dan uang, ujar pakar penerbangan, Norman Shanks.

Sementara itu, dalam sebuah pernyataan, Singapore Airlines mengatakan bahwa mereka telah mengarahkan penerbangannya ke koridor alternatif yang jauh dari wilayah tersebut. Sementara maskapai Hong Kong, Cathay Pacific mengatakan pihaknya tidak menggunakan wilayah udara Ukraina "untuk beberapa waktu".

ap/ab (afp/rtr)