1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Masyarakat Adat, Pakar Pengelolaan Hutan

18 Februari 2011

Dengan ditetapnya tahun ini sebagai tahun hutan internasional oleh Perserikatan Bangsa-bangsa, maka penting artinya untuk membangun forum politik yang mempromosikan perlindungan dan pembangunan hutan di seluruh dunia

https://p.dw.com/p/10Jt7
Noh Bec, Quintana Roo, MeksikoFoto: DW

Banyak studi-studi internasional menunjukan bahwa pengelolaan hutan yang terbaik adalah jika dilakukan oleh penduduk asli yang juga hidup di dalam dan sekitar hutan. Di Meksiko, penduduk lokal Noh Bec memberikan contoh bagaimana melakukannya.

Waldmanagement in mexiko
Di bawah pohon besarFoto: DW

Mengenal Masyarakat Noh Bec dan Hutannya

Masyarakat Noh Bec menggantungkan hidupnya pada hutan. Tersedia ratusan pekerjaan tetap dan musiman di hutan yang terletak di negara bagian Quintana Roo, Meksiko. Pekerjaan yang dilakukan bukan dengan menggunduli hutan agar dapat cepat menghasilkan uang banyak dengan kayu dengan harga mahal, melainkan memastikan bahwa generasi yang akan datang juga masih dapat hidup dari dan dengan hutan. Mereka disebut Ejido, ini adalah istilah yang dipakai masyarakat Meksiko merujuk sistem kepemilikan hutan bersama dalam satu komunitas masyarakat.

Sejak 1936, Ejido Noh Bec memiliki lebih dari 24.000 hektar tanah. Kata Ejido sendiri diambil dari Bahasa Suku Maya yang berarti „Jalan Luas“.

Waldmanagement in mexiko
Hutan Noh BecFoto: DW

Dua puluh sembilan tahun lamanya hutan dikelola oleh pemerintah Meksiko. Tapi sejak 1983, kawan hutan kota kembali digunakan dan dirawat oleh masyarakat. Ejido memutuskan, bahwa setiap tahunnya dalam satu hektar hanya empat pohon yang dapat ditebang untuk dijual. Memang sepertinya terdengar tidak banyak, namun bila 24.000 hektar digabung dengan 30 persen dari produksi hutan tropis Meksiko – maka jumlahnya mencapai hampir 100.000 pohon: "Kami mengatur hutan dengan cara berikut, pertama-tama kami mengidentifikasi daerahnya. Kemudian kami memutuskan, pohon mana yang akan ditebang dan untuk keperluan apa dan bagaimana kami menandainya. Kami memeriksa setiap pohon secara teliti, kami mengukur besarnya dan menghitung berapa kubik meter kayu yang dapat kami hasilkan dari itu. Jadi kami memastikan tidak menebang pohon yang tidak diperlukan. Kami juga tidak menebang pohon yang ukuran lingkarnya kurang dari 55 centimeter,“ demikian dijelaskan oleh Barnabe del Angel, seorang insinyur perhutanan.

Manfaat yang Diperoleh

Dengan mengelola hutan, Ejido juga telah memperoleh manfaat besar. Mereka mendapatkan keuntungan satu juta dolar per tahun. Bahkan setelah semua gaji dan biaya operasional dibayarkan, masih ada penghasilan ekstra sebesar sekitar 2000 Euro dalam setahun bagi setiap orang dari lebih 200 anggota keluarga. Selain itu, suplai air juga biasanya disubsidi. Serta, ada perawatan kesehatan yang baik untuk semua orang dan uang pensiun untuk orang-orang tua, demikian ujar Barnabe del Angel.

Orang tua dan kakek-nenek Barnabe del Angel adalah ejidatarios – sebutan untuk pemilik hutan kolektif. Sampai sekarang anggota Ejido selalu musyawarah dalam mengambil keputusan bersama. Memang kadang terjadi diskusi yang alot saat pertemuan anggota, namun pada akhirnya mereka memutuskan bersama: "Kami tidak mengizinkan orang luar masuk ke hutan kami. Kami memiliki area yang kami biarkan menjadi hutan primer dan kami menyebutnya El Huasteco. Di sana kami tidak menebang apapun, tetapi kami memastikan bahwa semuanya tetap utuh – dan dengan demikian kami juga berkontribusi terhadap keanekaragaman hayati.“

Diganjar Penghargaan

Baru-baru ini ahli biologi memperkirakan, bahwa terdapat 0 sampai 30 jaguar yang hidup di hutan Noc Bec, selain itu juga ocelot dan tapir. Belum pernah terjadi konflik antara binatang-binatang tersebut dengan penduduk, ujar Barnabe Del Angel. Sebaliknya, masyarakat Ejido menyadari bahwa mereka hanyalah bagian dari hutan, katanya. Saat ini pengelolaan hutan di Noh Bec dijadikan sebagai proyek percontohan.

Waldmanagement in mexiko
Akarnya yang kokohFoto: DW

Karena telah menjadi teladan, Ejido bahkan mendapatkan penghargaan dari Otoritas Kehutanan Nasional CONAFOR untuk perlindungan pohon monumental. Ada sebuah pohon Mahogani yang dinamai “La Reina”, Sang Ratu. Pohon itu memang anggun, ia menjulang tinggi melebihi pohon-pohon lainnya dan batang di bawahnya sangat lebar, hingga apapun bisa masuk di bawahnya. Saat pohon itu masih muda, suku Maya masih hidup di sini: La Reina berusia sekitar 700-800 tahun, ujar Barnabe del Angel dengan bangganya. Dia sangat mencintai pohon-pohon ini dan bahkan memberi putrinya nama baptis Mahogani. Bagaimanapun, dengan adanya perubahan iklim, ia takut akan ada bahaya-bahaya atau bencana baru.

Hantaman Badai Dean

Pada tahun 2007, Ejido dihantam Badai Dean - sepertiga dari hutan mengalami kerusakan yang sangat parah, sehingga Dewan Kehutanan (Forest Stewardship Council/FSC) menghentikan sementara sertifikasi untuk kayu dari hutan tersebut: “Badai Dean telah menyebabkan kerusakan yang sangat fatal. Kecepatan angin yang bertiup saat itu sangat ekstrim sehingga pohon-pohon kehilangan sebagian besar daunnya. Jika daun-daun itu jatuh ke tanah, maka risiko kebakaran hutan pun meningkat, hal ini sangat berbahaya. " Demikian diceritakan oleh sang insinyur kehutanan, dan ia juga menambahkan:"Banyak pohon yang tumbang. Meskipun Anda masih dapat menggunakan kayu, tetapi kualitasnya buruk dan tidak mencapai harga yang baik. Pohon-pohon karet pun sangat parah dan rusak sampai ke inti-intinya dan akan memakan waktu sepuluh tahun sebelum akhirnya kami bisa kembali pada produksi seperti semula. "

Dengan meningkatnya suhu global maka akan meningkat pula jumlah dan intensitas badai, demikian peringatan Organisasi Meteorologi Dunia, WMO, dalam laporannya yang diterbitkan pada Konferensi Perubahan Iklim di Cancun akhir tahun lalu. Laporan tersebut menimbulkan kekhawatiran di Noh Bec. Ejido berharap bahwa tahun selanjutnya mereka masih dapat mempertahankan sertifikat dari Dewan Kehutanan, FSC. Di satu sisi, penduduk bangga karena sertifikat tersebut mengesahkan keahlian mereka dalam mengelola dan melestarikan hutan. Dan sisi lain, kayu yang disegel dengan label FSC memiliki harga jual yang lebih tinggi di pasar dunia. Dengan demikian, kayu-kayu tropis dari hutan di Noh Bec akan banyak diekspor ke Eropa, Kanada dan Amerika Serikat. Namun dicemaskan bencana parah seperti badai Dean akan menghancurkan seluruh usaha yang telah dilakukan.

Helle Jepessen /Veve Hitipeuw

Editor : Ayu Purwaningsih