1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mayoritas Warga Mesir Pilih Amandemen Konstitusi

20 Maret 2011

Lima minggu pasca kejatuhan Presiden Husni Mubarak, mayoritas warga Mesir menjalani referendum bebas pertama dalam 3 dekade. Sekitar 70 persen warga menyetujui proposal amandemen terhadap konstitusi warisan Mubarak.

https://p.dw.com/p/10d3F
Warga mengantri di depan TPS di Kairo
Warga mengantri di depan TPS di KairoFoto: AP

Sekitar 18,5 juta pemilih mendatangi tempat pemilihan suara. Angka tersebut memecahkan rekor pemilih di masa kepemimpinan Mubarak, saat partisipasi dalam pemilu amatlah kecil. Pemilih diminta untuk memilih iya atau tidak terhadap paket amandemen yang dimaksudkan membawa Mesir menuju pemilihan parlemen dan pemilihan presiden dalam jangka waktu 6 bulan. Ini berarti transisi dari kekuasaan sementara militer kepada pemerintahan sipil yang terpilih. Lebih dari 14 juta warga memilih iya, sementara 4 juta lainnya memilih tidak.

Surat suara dalam referendum
Surat suara dalam referendumFoto: picture alliance/dpa

Amandemen Terhadap Konstitusi Mubarak

Dewan militer yang mulai berkuasa 11 Februari lalu mendukung hasil akhir referendum dan menginginkan transisi damai menuju pemerintahan sipil. Sebuah panel ahli dibentuk dalam waktu 10 hari untuk merancang amandemen sebelum referendum hari Sabtu (19/3). Presiden yang terpilih nanti ditentukan menjabat maksimum selama 8 tahun atau dua masa jabatan. Presiden tidak lagi akan memiliki kekuasaan untuk mengirim warga sipil ke pengadilan militer.

Bibit-bibit Pemimpin Mesir

Rangkaian demontrasi selama 18 hari berhasil menggulingkan pemerintahan otoriter Mubarak selama 30 tahun. Kelompok pemuda yang memotori gerakan protes, partai politik sekuler serta sejumlah pemimpin oposisi menghimbau para pendukung mereka untuk memilih tidak. Mereka menilai jangka waktu yang diberikan dewan militer terlalu singkat bagi gerakan baru untuk mengorganisir kekuatan hingga pemilu akhir tahun ini. Pemimpin kaum minoritas Kristen Koptik juga menyerukan tidak bagi amandemen. Namun hasil ini didukung Ikhwanul Muslimin yang naik daun menjelang penggulingan Mubarak.

Mohamed el Baradei dilindungi saat kembali ke mobil
Mohamed el Baradei dilindungi saat kembali ke mobilFoto: picture-alliance/dpa

Insiden Sempat Warnai Referendum

Referendum berlangsung damai, namun sempat terjadi insiden terhadap pimpinan oposisi Mohamed el Baradei yang dihadang saat hendak memasuki tempat pemilihan suara di Kairo. Mobil el Baradei dilempati batu oleh sekelompok orang. Militer mengeluarkan tembakan peringatan ke udara untuk membubarkan massa. Tidak ada yang terluka dalam insiden ini.

afp/rtr/Carissa Paramita

Editor: Luky Setyarini