1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

180110 Agca Freilassung

19 Januari 2010

Pelaku percobaan pembunuhan terhadap Paus Yohannes Paulus II tahun 1981 lalu ini dibebaskan dari penjara khusus dekat Ankara, Turki, hari Senin (18/01).

https://p.dw.com/p/Lann
Mehmet Ali AgcaFoto: AP

Lelaki berusia 52 tahun itu langsung dibawa ke rumah sakit militer di dekat penjara untuk menjalani pemeriksaan. Militer memeriksa Agca terutama berkaitan dengan pemanggilannya untuk mengikuti dinas wajib militer. Para dokter dalam hasil penilaian kesehatan dan mental menyebutkan, Agca mengidap gangguan kepribadian asosial berat. Karena itu para dokter mencoretnya dari keharusan mengikuti wajib militer.

Selesai pemeriksaan, bekas narapidana serangan percobaan pembunuhan terhadap Paus Yohannes Paulus II itu dibawa ke sebuah hotel bintang lima di Ankara. Di sana sekitar 150 wartawan sudah menunggunya. Di depan wartawan, dengan jelas terlihat bahwa Agca memang mengidap kelainan mental cukup berat. Ia berteriak-teriak, “Dunia akan kiamat, manusia akan mati semuanya.“ Agca juga menyebut dirinya sebagai Kristus abadi. Ketika diadili di Italia setelah melakukan percobaan pembunuhan Paus Yohannes Paulus II, Agca sudah mengungkapkan pernyataan serupa itu: “Saya adalah juru selamat. Dunia segera kiamat. Tapi saya bukan Tuhan.“

Agca meringkuk selama 19 tahun di penjara Italia. Pada tahun 2000 Paus mengampuninya. Tapi ia kemudian diekstradisi ke Turki, untuk kasus kejahatan lain yang dilakukannya, termasuk kasus pembunuhan wartawan Turki, Abdi Ipekci. Hingga pembebasannya kembali dari penjara Turki hari Senin (18/01), motiv percobaan pembunuhan yang gagal terhadap Paus Yohannes Paulus II itu tetap tidak terungkap. Apakah ia bertindak sendirian atau ada dalang di belakangnya?

Rabu (20/01), pengacara Agca mengumumkan, kliennya akan menggelar konferensi pers lanjutan. Terutama media massa Turki membahas dengan seru pembebasan kembali Mehmet Ali Agca itu. Karena seperti juga kasus percobaan pembunuhan terhadap Sri Paus, motiv pembunuhan wartawan Ipekci hingga kini juga tetap gelap.

Namun mantan kepala polisi Turki, Hayri Kozakcioglu, memaparkan analisisnya bahwa dalam kasus percoobaan pembunuhan terhadap Paus terlibat banyak pihak. “Jika kita mengungkap serangan terhadap Paus, akan kelihatan dalam peristiwa mana saja mafia Italia, mafia Bulgaria atau mafia Turki ikut terlibat ketika itu. Dan siapa saja yang dibunuh dalam intrik ilegal tersebut. Italia tetap tidak memberikan penjelasan mengenai serangan ini.“

Selain itu, di dalam negeri Turki terdapat kekhawatiran, jika Agca mengungkapkan siapa dalang di balik serangan pembunuhan yang dilancarkannya, terutama kelompok ultra kanan Turki akan resah. Karena mereka juga akan menjadi sasaran pengusutan oleh polisi. Itulah sebabnya, banyak kalangan meragukan bahwa kasus percobaan pembunuhan terhadap Paus Yohannnes Paulus II maupun kasus-kasus pembunuhan lainnya, akan diungkap hingga tuntas.

Ulrich Pick/Agus Setiawan

Editor: Asril Ridwan