1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Melawan Jihad dengan Keluarga

29 Agustus 2014

Jerman menawarkan pendekatan unik untuk menjaring Jihadis agar meninggalkan ideologi radikalnya. Keluarga diposisikan sebagai alternatif terhadap ideologi radikal dan sebagai tempat berpulang.

https://p.dw.com/p/1D3Xp
ISIL Kämpfer
Foto: picture alliance/AP Photo

Pemuda Muslim itu sudah menyerahkan dirinya untuk berjihad. Ia meninggalkan Jerman dan menjalani pelatihan militer di berbagai kamp Jihadis di Mesir. Terkadang sang pemuda menuliskan E-Mail kepada keluarganya, yang kemudian langsung diserahkan kepada sebuah lembaga pengaduan, Hayat.

Lembaga ini membantu keluarga Jihadis untuk menjawab E-Mail sang pemuda. Kata-kata yang tepat sangat penting, kata Daniel Köhler, salah seorang konsultan di Hayat. Ia mengenal trik yang digunakan oleh tenaga pendidik di kamp pelatihan Jihadis.

"Bahkan keluarga tidak akan menerima kalian dan keyakinan kalian. Mereka akan berusaha mengeluarkan kalian dari tempat ini," begitulah kalimat yang rajin dilafal kepada jihadis-jihadis muda. Mereka diyakinkan bahwa keluarga adalah bagian dari musuh.

Strategi Khusus Andalkan Keluarga

Dalam kasus semacam itu Hayat menyusun strategi khusus. Keluarga seorang Jihadis dianjurkan untuk tidak bertindak seperti yang diperkirakan oleh kelompok radikal. Konfrontasi bukan jalan yang tepat.

Köhler misalnya menganjurkan keluarga untuk bersikap sabar dan menawarkan diri sebagai teman berbicara. Ketika sang putra mengutarakan keraguan terhadap ideologi sendiri, keluarganya langsung menganjurkan agar ia berlibur di negara lain.

Di sanalah kini sang pemuda menetap dan menikah. Jauh dari kamp pelatihan. Kini ia hidup damai berserta kedua orang anaknya dan rajin berhubungan dengan kedua orangtuanya.

"Surga di Telapak Kaki Ibu"

Hayat yang dalam bahasa Arab berarti kehidupan adalah lembaga bantuan untuk program deradikalisasi jihadis di Jerman. Proyek tersebut menawarkan telepon aduan. Konsultannya dilatih untuk memediasi antara keluarga, anak-anak, sekolah dan Masjid.

Keluarga memainkan peranan utama dalam program deradikalisasi Jihadis. Ayah dan ibu menawarkan alternatif bagi ideologi radikal. Konsep ini sebenarnya sudah ada di dalam Islam, "surga ada di telapak kaki ibu," begitu bunyi Hadist nabi Muhammad.

"Buat seorang muslim, orangtua dan terlebih ibu memiliki nilai yang sangat besar," kata Köhler.

Kini Hayat merambah ke beberapa negara Eropa, antara lain Austria, Perancis dan Inggris.

rzn/hp