1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Memperebutkan Tender Harta Karun Afghanistan

17 Juni 2010

Menyusul laporan Amerika Serikat tentang sumber daya mineral berharga di Afghanistan, pemerintahan di Kabul bersiap berburu investor asing untuk mengolah harta karun tersebut. Apakah Cina, India dan Pakistan berpeluang?

https://p.dw.com/p/Nt4O
Mineral yang tersembunyi di tanah AfghanistanFoto: picture alliance/dpa

Sudah lama India terlibat dalam berbagai proyek rekonstruksi di Afghanistan, termasuk konstruksi jalan dan telekomunikasi. Boleh dibilang, India merupakan donor terbesar di kawasan, untuk negara yang dililit kemelut itu. Menurut Biro Informasi Pers India Afghanistan telah mengundang India untuk berinvestasi di sektor pertambangan, khususnya baja, emas, tembaga dan batu bara.

Peluang India

Große Mineralien-Vorkommen in Afghanistan entdeckt
Di Kota Taloqan juga terdapat mineralFoto: picture alliance/dpa

Dalam kunjungan ke India pada hari Selasa, menteri pertambangan Afghanistan Wahidullah Shahrani juga memohon dilakukannya transfer teknologi India dalam eksplorasi mineral. Para ahli mengungkapkan India yang haus akan sumber daya mineral tampaknya melepaskan begitu saja kesempatan untuk mengolah simpanan mineral berharga Afghanistan yang sampai kini belum dimanfaatkan. Termasuk diantaranya litium, material penting yang banyak dimanfaatkan untuk berbagai produk. Mantan diplomat India Santosh Kumar mengungkapkan: „India adalah negara yang ekonominya terus berkembang dan kebutuhan kami atas berbagai mineral akan mendorong kami melakukannya. Dan terlepas dari itu, India merupakan negara adala salah satu negara yang teknologinya terdepan di dunia. Dan dalam bidang seperti pengembangan teknologi angkasa luar, dibutuhkan logam-logam baru. Namun karena kita tak punya logam-logam ini dan jumlahnya langka di India, beberapa diantaranya terpaksa kami impor. Jadi jelas temuan logam di negara tetangga sangat menarik bagi kami.“

Kumar memaparkan perusahaan-perusahaan India yang bekerja di sektor pertambangan juga punya perhatian serius mengenai mineral di Afghanistan ini:„Namun bagi mereka ada dua persoalan. Yang pertama masalah keamanan. Kedua, mineral-mineral ini ditemukan di wilayah yang sulit dijangkau, maka transportasi akan jadi masalah.“

Keamanan Jadi Masalah

Menyusul serangan terhadap tujuh warga India di Kabul pada awal tahun ini, pemerintahan di New Delhi mengungkapkan kekhawatiran atas warganya, akibat situasi keamanan yang tak menentu di Afghanistan.

Banyak pengamat di Amerika Serikat juga meyakini bahwa persoalan keamanan, minimnya sarana prasarana dan masalah korupsi akan menjadi rintangan dalam menggali kekayaan alam di Afghanistan.

AS vs Cina

Namun dengan begitu besarnya nilai mineral Afghanistan, mungkin bakal banyak yang tidak ragu mengambil resiko. Bisa jadi Amerika Serikat sendiri atau bahkan Cina yang siap untuk menanamkan modalnya di pertambangan tembaga Aynak, di selatan Kabul. Pengamat dari Akademi Sosial Cina, Ye Hailin, menjawab asumsi ini dengan sangat hati-hati: „Mengapa anda mengaitkan berita ini dengan Cina? AS merupakan pemain utama Afghanistan. Kita seharusnya menanyakan kepada AS, strategi baru apa yang kini mereka rancang?

Pakistan Lirik Rantai Investasi

Bagaimana pula dengan tetangga Afghanistan, Pakistan? Ekonom Pakistan, Shahid Kardar, meyakini Pakistan akan lebih tertarik untuk menyediakan dukungan logistik ketimbang berinvestasi penuh: „Saya rasa Pakistan tidak menempatkan diri sebagai investor serius. Namun tentu saja untuk ambil bagian dalam rantai investasi tersebut, seperti menyiapkan manajemen tingkat rendah dan menengah, buruh, transportasi dan sebagainya, kami akan lebih siap ketimbang Cina maupun AS.“

Kardar menambahkan eksplorasi simpanan mineral berharga ini juga akan mendorong lapangan kerja baru bagi generasi muda di wilayah-wilayah yang berdekatan dengan perbatasan Pakistan-Afghanistan, ketimbang mereka bergabung dengan kelompok Taliban.

Disha Uppal / Ayu Purwaningsih

Editor: Hendra Pasuhuk