1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Menangkap Kartunis, Menuai Protes

Murali Krishnan12 September 2012

Penangkapan pelukis karikatur Aseem Trivedi memicu perdebatan di India. Ia dituding menghasut masyarakat dengan menggambar karikatur tentang korupsi di institusi pemerintahan.

https://p.dw.com/p/167Ka
Aseem Trivedi (Foto: AP)
Foto: AP

Kartunis Aseem Trivedi, usia 25 tahun, dituduh "menghina lambang nasional". Karikatur karyanya dianggap merendahkan lambang negara India. Lambang negara India diadaptasi dari hulu tiang Ashoka, empat singa berdiri saling membelakangi dan berdiri di atas landasan abakus melingkar. Di bawah lambang dituliskan semboyan "Hanya Kebenaran yang Berjaya“. Sedangkan lambang negara India karya Trivedi, empat singa diganti empat ekor serigala dan semboyannya diubah menjadi "Hanya Korupsi yang Berjaya". Karikatur Trivedi lainnya menggambarkan parlemen sebagai "WC nasional".

Ketidakmengertian dan Protes

Saat ini Trivedi dibebaskan dengan uang jaminan. Penangkapannya memicu protes sejumlah pihak. Cendekiawan, pembela hak warga dan seniman seluruh negeri menyatakan solidaritas terhadap kartunis Trivedi dan mengritik aparat karena lamanya masa interogasi yang dilakukan terhadap Trivedi.

"Merupakan tugas seniman untuk memegang cermin bangsa. Aseem tidak melakukan kesalahan, ia menggambarkan situasi tragis India. Aksi pengecut ini (penangkapan Trivedi –red.) hanya akan menambah gelombang protes dan memaksa pemerintah membatalkan penahanan Trivedi, " kata musisi dan komponis musik film Bollywood Pritam Chakraborty, sesaat setelah penangkapan Trivedi.

Ayah Aseem, Rewa Shankar, juga mengungkapkan ketidakmengertiannya. "Kenapa pemerintah menangkap putra kami, seorang kartunis, dan membiarkan banyak pemimpin (politik –red.) bebas berkeliaran? Karikatur karyanya toh hanya ikut menyumbangkan pengalihan perhatian dari korupsi."

Di Twitter dan situs jejaring sosial lainnya, ribuan orang menyatakan solidaritas dan keprihatinannya untuk kartunis Trivedi. "Daripada menangkap Aseem Trivedi, pemerintah seharusnya menangkap pelawak yang memerintah negara ini," begitu isi twit aktor Suhel Seth.

Gerakan Antikorupsi

Ketika pejuang antikorupsi India Anna Hazare membentuk Gerakan Antikorupsi India (IAC), Trivedi menggambar karikatur yang menyindir pemerintah.

IAC, dengan kampanye, ingin memaksa parlemen India mengesahkan undang-undang pembentukan Ombudsman Independen. Ombudsman ini sedianya diberikan kewenangan untuk memidanakan politisi dan pegawai negeri yang korup.

Ancaman bagi Kebebasan Berpendapat?

Penangkapan Trivedi juga memanaskan kembali perdebatan tentang kebebasan berpendapat. Kebebasan berpendapat memang tercantum dalam konstitusi India. Ketua Dewan Pers India, hakim Markandey Katju, membela Trivedi dengan mengatakan, "Dia tidak melakukan hal keliru. Banyak hal yang diungkapkan dalam demokrasi, ada yang benar, ada yang salah. Tapi penangkapan dan penahanannya tidak bisa dibenarkan."

Penulis, akademisi, dan seniman mengritik penangkapan Trivedi sebagai satu contoh lagi intoleransi pemerintah India terhadap kritik. Contoh lainnya adalah tuduhan terhadap penulis dan aktivis politik Arundhati Roy dan penyair Varavara Rao. Keduanya dituduh menghasut masyarakat ketika berpidato "anti India" dalam perundingan damai dengan wilayah sengketa Kashmir.

Sejauh ini Aseem Trivedi berharap, protes di seluruh India bisa membatalkan semua tuntutan terhadapnya.