1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mendapat Sanksi Terberat, Korut Malah Tantang PBB

3 Maret 2016

Setelah negosiasi alot dengan Cina, Dewan Keamanan PBB akhirnya sepakat menjatuhkan sanksi paling berat buat Korea Utara. Pyongyang menjawab kesepakatan tersebut dengan melontarkan tembakan peluru kendali.

https://p.dw.com/p/1I5wz
Nordkorea Militär Parade Panzer
Foto: picture-alliance/dpa/KCNA

Korea Utara selalu punya cara ajaib menjawab tekanan internasional. Setelah dijatuhi sanksi terberat oleh PBB lantaran ujicoba senjata nuklir, negeri komunis itu menjawab dengan menembakkan enam peluru kendali atau roket ke arah semenanjung Korea.

Tingkah Pyongyang itu adalah reaksi terhadap ketentuan baru PBB yang mewajibkan semua negara memeriksa barang yang ditujukan ke atau dari Korea Utara, di semua bandar udara atau pelabuhan.

Sanksi ekonomi dan perdagangan

Selain itu badan dunia itu juga membatasi ekspor batu bara, bijih besi atau mineral lain dari Korea Utara dan melarang penjualan bahan bakar pesawat terbang dan roket ke negara tersebut.

Sebelumnya Amerika Serikat membutuhkan waktu hingga tujuh pekan buat membujuk Cina agar bersedia menyetujui sanksi terhadap Korea Utara.

Pyongyang meraup keuntungan hingga 1 milyar US Dollar per tahun melalui ekspor batu bara. Jumlah tersebut mencakup sepertiga dari semua pendapatan ekspor Korut. Selain itu pemerintahan Kim Jong Un juga mengantongi sekitar 200 juta US Dollar per tahun dengan menjual bijih besi ke luar negeri, kata Duta Besar AS untuk OBB Samantha Power.

PBB juga membatasi transaksi keuangan oleh bank-bank Korea Utara dan melarang semua penerbangan yang diindikasikan membawa barang seludupan ke Pyongyang. "Ini adalah sanksi paling berat yang pernah kita jatuhkan terhadap sebuah negara," tutur Duta Besar Inggris Matthew Ryocroft.

Infografik Reichweite der nordkoreanischen Rakete Englisch
Daya jelajah peluru kendali berhulu ledak nuklir yang dimiliki Korea Utara

Sanksi tersebut awalnya ditentang Cina yang khawatir tekanan besar akan memicu reaksi dramatis oleh pemerintah di Pyongyang dan membuat situasi di semenanjung Korea tak terkendali.

Namun Beijing juga berkepentingan untuk membuat "titik awal dan batu loncatan" untuk menghidupkan kembali negosiasi damai demi melucuti program nuklir jirannya itu.

rzn/as (afp,rtr)