1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Mendulang Minyak dari Limbah dan Persawahan Ramah Lingkungan

30 Maret 2012

Di Selandia Baru, ganggang dan limbah air buangan dijadikan bahan bakar. Lembaga Penelitian Padi IRRI membantu mencari solusi menghadapi tantangan perubahan iklim.

https://p.dw.com/p/14VSJ
Foto: AP

Seorang pengusaha dan inovator Selandia Baru, Nick Gerritsen, membersihkan tempat penampungan air, sekaligus memanfaatkan limbah air kotor untuk memproduksi bahan bakar.

Sisa ganggang yang telah dipakai untuk mengurai bahan organik dan membersihkan air, dimanfaatkan untuk membuat minyak. Dengan metode ini maka sarana pembersihan air praktis menjadi tempat produksi minyak juga. Hasilnya, mirip dengan karakter bahan bakar minyak biasa. Bayangkan, air bersih dan minyak dihasilkan dari kotoran.

Pangan dan Perubahan Iklim

Makan tanpa nasi belum dianggap makan, begitulah di Asia. Di benua ini, nyaris separuh penduduknya sehari-hari makan nasi . Setiap tahun jutaan konsumen baru bermunculan. Ironisnya, penanaman padi sendiri ikut mendorong perubahan iklim. Fenomena ini diteliti oleh pakar biologi Jerman, dari institut penelitian padi IRRI, Reiner Wassman. Sawah yang harus selalu diairi, memunculkan sebuah proses yang memproduksi gas methan dalam jumlah besar.

Di Filipina, IRRI membantu mencari solusi masalah tersebut dengan mengembangkan padi ramah lingkungan yang hemat air, lewat pengeringan lahan secara berkala. Metode ini membantu mengurangi emisi gas rumah kaca. Selain itu IRRI mengawinkan bibit-bibit padi di bank pembibitan. Hasilnya adalah jenis bibit yang dapat tumbuh di tengah musim kering, banjir ataupun tanah yang mengandung garam.

Bahan Bakar Air Limbah - Produksi Beras Ramah Lingkungan