1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Menembus Cina dengan Merpati Pos

5 Oktober 2012

Di Jerman citra beternak merpati pos mulai memudar. Sebaliknya di Cina hobi tersebut masih digemari dan membuat kondang peternak merpati dari Rheinland.

https://p.dw.com/p/16LCT
Eine Frau füttert am Freitag (20.11.2009) im Schlosspark in Wiesbaden zwei Tauben. Tauben sind anders als viele andere samenfressende Vögel nicht in der Lage, Samen oder Körner mit dem Schnabel zu enthülsen. Sie nehmen daher Samen, Früchte und Beeren ganz auf und verschlucken sie. Foto: Marius Becker dpa/lhe +++(c) dpa - Report+++
Foto: picture-alliance/dpa

Heinz Willi Ritz sudah lama tidak heran lagi, jika kembali bel pintu rumahnya berbunyi dan di depan pintu berdiri wisatawan dari Asia. Apakah itu pedagang berlian dari Thailand atau pemilik pabrik dari Cina. Seringkali hobi peternak burung merpati dari berbagai megacity di Asia bertandang ke desa Jüchen yang berpenghuni 5000 orang, untuk mengunjungi Heinz Willi Ritz. Namanya menjadi terkenal karena merpati pos miliknya, yang dalam kompetisi dunia menyabet banyak hadiah penghargaan.

Di kawasan yang terutama sulit bagi penerbangan merpati pos yakni Taiwan, pria berusia 73 tahun itu bahkan mendapat julukan istimewa: "Heinz Willi Ritz, yang merpatinya mampu menaiki gunung.“ Sejak tahun 1990-an peternak merpati di Cina sudah mengundangnya 30 kali untuk mengelilingi negara itu. Dengan tujuan agar publik dapat melihat merpati dan memperoleh nasihat darinya atau paling tidak memperoleh tanda tangan.

Pigeon with letter tied to neck, Amritsar, India, photo Carrier pigeon Brieftaube, Taubenzucht Taube
Merpati posFoto: AP

Merpati Pos Ritz Laku Keras

"Sebetulnya semua hanya serba kebetulan," jawab Heinz Willi Ritz ketika ditanya bagaimana ia menjadi bintang terkenal seperti itu. Tahun 1978 ia menjual merpati istimewa dari peternakan merpatinya kepada seorang warga Thailand, yang sedang melakukan kunjungan bisnis di Jerman. Hewan tersebut menjadi awal kesuksesan merpati pos Ritz di Asia.

Terlepas apakah sang pemilik melepaskan merpati posnya di Poitiers atau Beijing, secara teratur burung merpati pos jantan Willi Ritz termasuk yang paling cepat, jika harus menempuh jarak sampai 700 km untuk kembali ke sangkar merpati dan pasangan merpati pos betinanya. Lingkungan olah raga merpati pos yang gemar berlomba di Cina menjadi sangat tertarik. "Ketika tahun 1990-an negara itu membuka diri, banyak warga Cina yang ingin mendapat merpati dari Eropa. Dan nama saya sudah mereka kenal,“ dijelaskan Heinz Willi Ritz. Untuk beberapa lama bisnis merpati di Cina adalah sumber pendapatan keduanya di samping mengelola toko bahan makanan di Jüchen.

Tauben von Taubenzüchter Heinz Willi Ritz in ihrem Gehege; aufgenommen am 21.9.2012 von Regina Mennig
Merpati yang diternak Heinz Willi Ritz di JüchenFoto: DW/R. Mennig

Untuk Binatang Hanya yang Termahal

Sementara ini Heinz Willi Ritz sudah pensiun, dan perjalanan ke Asia semakin jarang. Tapi merpati tetap menjadi bagian utama dalam kehidupannya. Di halaman besar di rumah keluarga Ritz terdengar suara dekuran dari 250 merpati. Dalam sarang sepanjang 35 meter merpati-merpati itu duduk di ayunan, mengepakkan sayapnya atau terbang mengitari Heinz Willi Ritz, segera setelah ia memasuki sarang merpati itu.

Ia sudah banyak menunjukkan kepada pengunjung rumah merpatinya dan juga menerangkan tentang hobinya. Juga bahwa dulu ia di restoran selalu memilih menu dengan harga termurah, tapi untuk makanan merpatinya ia selalu memilih makanan yang termahal. Atau dimana ia tidak pernah berpikir antara bulan April hingga September untuk melakukan liburan musim panas bersama istri dan anaknya, karena pada waktu tersebut setiap akhir pekan ia membawa merpati-merpatinya ke perlombaan terbang.

Baru saja seekor merpati jantan kembali dan beristirahat dari penerbangan terakhir pada tahun ini. "Bagaimana mereka dapat berhasil, dari jarak sejauh itu menemukan jalan kembali ke rumah! Setiap kali jika saya melihat mereka di angkasa, muncul perasaan bahagia yang luar biasa!“, kata Heinz Willi Ritz. Dan sambil tertawa ia menambahkan: "Sudah sejak masih kecil saya berjalan dengan pandangan ke atas dan sibuk memandangi merpati.“

1. Bild "tauben_züchter" Beschreibung: Der Taubenzüchter Heinz Willi Ritz mit einer Taube in seinem Taubensclag in Jüchen/NRW, aufgenommen am 03.10.2012 von Regina Mennig
Peternak merpati Heinz Willi RitzFoto: DW/R. Mennig

Pudarnya Hobi yang Pernah Digemari

Di Jerman makin sedikit orang yang menggemari merpati pos. Pada masa-masa maraknya hobi tersebut pada tahun 1960-an, di desa tempat Heinz Willi Ritz ada lebih dari 100 peternak merpati. Kini jumlahnya tinggal empat. Di seluruh Jerman hanya tinggal terdapat sekitar 20 ribu peternak merpati, lebih dari separuhnya berada di negara bagian Nordrhein-Westfalen, dekat perbatasan ke Belgia yang merupakan negara asal olah raga merpati pos.

4. Bild "tauben_pokale" Pokale für Brieftauben-Preisflüge des Taubenzüchters Heinz Willi Ritz in Jüchen/NRW, aufgenommen am 03.10.2012 von Regina Mennig
Piala hasil lomba terbang merpati yang diternak RitzFoto: DW/R. Mennig

Dari sana hobi beternak merpati pada abad ke-19 terutama berkembang di kawasan para pekerja tambang di Ruhrgebiet atau kawasan Ruhr Jerman. Karena siapa yang punya merpati yang bagus, dalam lomba terbang dapat meraih hadiah uang yang cukup menggiurkan. Jumlahnya lebih tinggi dari upah bekerja keras di tambang batubara. Dari situ merpati pos di Jerman mendapat julukan "kuda balap para pekerja tambang.“

250 Merpati dan Seekor Burung Nightingale dari Irak

Lebih dari 100 tahun kemudian dan terpisah jarak 10 ribu kilometer kini merpati pos juga dipandang secara istimewa. Merpati pos menjadi simbol status orang kaya baru di Cina dan peternak merpati di Timur Jauh juga merupakan investasi yang besarnya jutaan. Tampak gambar-gambar yang menunjukkan Heinz Willi Ritz di depan rumah merpati raksasa, saat ia berkunjungan ke Cina. Ia terkagum-kagum bagaimana perlakuan orang Cina terhadap hobinya tersebut.

Der Taubenzüchter Heinz Willi Ritz will seinen Bulbul (arabische Nachtigall) im Käfig füttern; aufgenommen am 21.9.2012 von Regina Mennig
Peternak merpati Ritz dengan burung Nihgtingale BulbulFoto: DW/R. Mennig

"Orang menjadi benar-benar iri, bila melihat seberapa besar kepenuhan hati warga Cina dalam menjalankan hobinya,“ kata Heinz Willi Ritz.

Untuk mengalami bagaimana penuh semangatnya peternak merpati di negara-negara lain, Heinz Willi Ritz tidak perlu lagi menempuh perjalanan ribuan kilometer. Baru-baru ini di depan pintu rumahnya di Jüchen ia kedapatan tamu peternak merpati pos dari Irak. Pria tersebut menempuh perjalanan 5000 kilometer dengan mobil dan membawa seekor burung bernama Bulbul sebagai hadiah. Dan kini di halaman Heinz Willi Ritz selain dekur suara 250 merpati, juga terdengar nyanyian suara burung Bulbul atau Nightingale dari Arab.

Autor : Regina Mennig

Editor : Dyan Kostermans / Vidi Legowo-Zipperer