Menjadi Hipster dalam 9 Langkah
Seattle membantu meluncurkan gaya hidup hipster, Brooklyn mempopulerkannya, dan Berlin kini menjadi kiblat: Kaum hipster ada dimana-mana. Ingin bergabung? Berikut 9 langkah yang harus diikuti.
Berpakaian seperti Ayah, atau bahkan Kakek
Tren mode selalu berulang, jadi tak heran kalau hipster berpakaian seperti ayah mereka. Kemeja flanel? Tren tahun 70-an. Topi fedora? Kemungkinan pernah dipakai kakek mereka. Langkah pertama untuk menjadi hipster adalah mengorek lemari pakaian leluhur. Tapi butuh usaha untuk terlihat berantakan - bagaimanapun tidak mudah untuk memakai jins kurus. Ambil contoh band Fleet Foxes (di atas).
Pakai Kacamata Sepanjang Hari
Setiap hipster perlu kacamata. Tidak, tidak perlu kacamata dengan resep, atau bisa juga kacamata tanpa kaca. Yang penting ada bingkai besar, kalau bisa berwarna, yang bertengger di hidung. Baik itu Shutter Shades, kacamata plastik berukuran raksasa atau Ray Ban asli - kenakan mereka! Bahkan tidak perlu cocok dengan bentuk wajah, selama berukuran besar dan mencolok.
Tas Tote, Barang Wajib!
Tidak ada hipster yang berani keluar rumah tanpa membawa tas tote dan ini tidak hanya berlaku bagi perempuan. Tas tote menjadi andalan untuk membawa jurnal Moleskin atau kamera Polaroid. Kalau mau juga bisa dipakai melompat asalkan bertuliskan penyataan yang ironis atau bergambar nyentrik. Seperti kata acara parodi televisi 'Portlandia', "Put a bird on it."
Campur tapi Jangan Padukan!
Berbicara aksesori dan memilih warna: tidak ada aturan - mulai dari bando berbunga raksasa, hingga kuteks berwarna neon. Ikat pinggang mentereng bisa dipakai bareng kalung panjang serta legging berwarna atau bercorak. Rahasianya, campur aduk. Sebagai tambahan, bawa sesuatu yang biasa dibawa anak kecil ke sekolah, seperti kotak bekal gambar binatang. Sebagai inspirasi, cek band Banda Uo (di atas).
Menjauh dari Pisau dan Tukang Cukur
Hipster lelaki harus berbulu. Baik itu kumis, jenggot kambing, atau jenggot penuh - hipster lelaki tidak boleh bersahabat dengan pisau cukur. Bayangkan berpartisipasi dalam Movember (bulan berkumis) sepanjang tahun. Kalau jenggot tak kunjung tumbuh di muka, coba lem jenggot palsu. Dan untuk tampak layaknya hipster sejati, rambut di kepala juga harus terlihat berantakan.
Pakai Musik di Pergelangan Tangan
Kalau ingin meniru hipster di Berlin, hadiri sebanyak-banyaknya festival musik. Dan untuk menambah kredibilitas, jangan pernah lepaskan tanda masuk festival dari pergelangan tangan. Semakin kotor, semakin baik. Hipster sejati mengoleksi dan memakai gelang festival hingga copot sendiri. Tapi pastikan festivalnya bukan arus utama.
Hidup Organik!
Sebagai seorang hipster, harus waspada atas konsumsi makanan. Sayuran yang disantap harus hasil tani lokal, dan dibeli dari pasar tradisional. Pemakan daging juga terkadang mendapat cibiran dari para hipster. Minum kopi layaknya upacara teh bagi hipster. Harus mengetahui setiap biji kopi terbaru dan hanya boleh minum kopi organik atau kopi hasil perdagangan adil dari kedai kopi lokal.
Mebel Kilas Balik
Kalau orang lain menganggapnya kuno, hipster justru melihat barang antik sebagai 'vintage' dan 'shabby chic.' Seorang hipster harus gemar berkeliaran di pasar loak dan toko barang bekas. Tempat tinggal hipster harus diisi lampu gaya nenek, sofa dari tahun 70-an, dan tanduk rusa di dinding (sekedar untuk menggantung kacamata ketika sedang tidak dipakai - yang seharusnya tidak pernah terjadi).
Satu Apel Sehari Usir Non-Hipster
Lokasi terbaik untuk menemukan hipster adalah kafé kecil di sebuah pojokan kota, sedang sibuk memelototi laptop Apple mereka sembari menyesap teh Chai atau latte kedelai. Bagaimanapun, seorang hipster harus selalu memperbarui kehidupan di dunia maya, baik itu makanan vegan terbaru di Instagram atau puisi penuh emosi di Tumblr. Langkah terakhir menjadi hipster? Berbagi galeri foto ini.