1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Ekonomi

Menkeu: Indonesia Tak Perlu Potong Anggaran Belanja Lagi

Hendra Pasuhuk
25 April 2017

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menerangkan, Indonesia tidak perlu melakukan pemotongan anggaran belanja seperti tahun lalu, karena kondisi ekonomi saat ini cukup baik.

https://p.dw.com/p/2bqzj
Washington IWF und Weltbank Treffen  Finanzminister mit Schäuble und Mnuchin (C)
Foto: Reuters/M. Theiler

Proyeksi pendapatan pemerintah tahun ini sudah sesuai rencana, karena pertumbuhan ekonomi menguat, kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam wawancara dengan kantor berita Reuters di Washington.

Sri Mulyani saat ini menghadiri pertemuan tahunan musim semi pertemuan Spring Meeting World Bank/International Monetary Fund (IMF) 2017 di Washington DC, Amerika Serikat.

Mantan direktur pengelola Bank Dunia itu mengatakan, pemerintah akan mengalokasikan kembali sejumlah anggaran belanja ke daerah-daerah yang "produktif" yang dapat mendukung pertumbuhan, misalnya untuk pembebasan lahan bagi proyek-proyek infrastruktur besar.

Salah satu tindakan pertama Sri Mulyani ketika kembali ke Jakarta untuk menjadi Menteri Keuangan di kabinet Jokowi tahun 2016 adalah memangkas belanja negara senilai 10,2 miliar Dolar AS demi menahan defisit Indonesia dalam batas legal 3 persen.

"Kami tidak akan melakukan pemangkasan. Presiden (Jokowi) malah meminta untuk mengalokasikan lebih banyak dana lagi, dengan fokus pada pengeluaran yang produktif," katanya di sela-sela pertemuan musim semi Dana Moneter Internasional IMF dan Bank Dunia.

Sri Mulyani selanjutnya menerangkan, proyeksi pendapatan pemerintah berada"dalam jalur". Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,2 persen tahun ini, sedangkan pemerintah Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi 5,1 persen.

Dia menjelaskan, pemerintah perlu meningkatkan belanja infrastruktur tahun ini untuk beberapa proyek tertentu, seperti penyelenggarakn Asian Games 2018, namun "intinya secara keseluruhan tidak akan berubah."

Suku bunga di Indonesia akan bervariasi, tergantung seberapa jauh dan seberapa cepat bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) menaikkan tingkat suku bunga tahun ini. Indrawati mengatakan Indonesia berada pada posisi yang lebih baik untuk mengatasi kenaikan suku bunga dari The Fed dibandingkan tahun 2013, ketika dana mengalir keluar dari negara-negara berkembang karena the Fed mengisyaratkan penurunan suku bunga.

Indrawati mengatakan, saat ini kepercayaan pada prospek pertumbuhan Indonesia sudah menguat, demikian juga pertumbuhan kelas menengah dan upaya-upaya reformasi ekonomi.

Berkaitan dengan isu meningkatnya ketegangan religius dalam pemilihan Gubernur Jakarta yang baru lalu, Indrawati mengatakan bahwa perkiraan Pilkada DKI berpengaruh pada pemilihan presiden 2019 "belum tentu benar".

"Ini (Indonesia) masih merupakan demokrasi yang sehat, ini adalah hasil demokrasi yang baik. Orang-orang mempresentasikan apa yang mereka inginkan, apa yang mereka harapkan," kata Sri Mulyani dalam wawancara dengan Reuters. "Dan bagi pemerintah di tingkat nasional, kami akan terus melanjutkan program kami," tandasnya.

Pertemuan internasional Spring Meeting World Bank/International Monetary Fund (IMF) 2017 berlangsung dari tanggal 19 sampai 24 April dan dihadiri oleh para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari seluruh dunia, lembaga kemasyarakatan internasional, serta akademisi dan pihak swasta.

hp/yf (rtr)