1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Dihentikan

5 Agustus 2015

AS dan ASEAN sebelumnya mendesak Cina untuk menghentikan pembangunan. Awalnya, Cina menolak untuk mendiskusikan hal yang menyebabkan keresahan negara tetangganya, dalam forum keamanan regional.

https://p.dw.com/p/1GA9Y
China Konflikt im Südchinesischen Meer Spratly Inseln
Foto: Reuters/U.S. Navy

Rabu (05/08), dalam pertemuan menteri-menteri luar negeri ASEAN, pemerintah Cina menyatakan telah menghentikan pembangunan di Laut Cina Selatan. Cina dan ASEAN sepakat untuk mempercepat konsultasi akan kode etik bagi Laut Cina Selatan.

"Cina sudah berhenti", ujar Menlu Cina Wang Yi. "Silahkan melihatnya sendiri dari udara."

Sebelumnya, Cina sebabkan ketegangan di Asia Tenggara dengan memperluas sejumlah terumbu karang dan mendirikan pos-pos militer di atasnya, untuk memperkuat klaimnya atas salah satu perairan paling komersial di dunia.

AS dan negara-negara Asia Tenggara telah menyerukan kepada Beijing untuk menghentikan aktivitas tersebut, yang mendominasi diskusi dalam forum keamanan regional. Tetapi Cina pada awalnya menolak.

Rabu (05/08) Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan di Kuala Lumpur, dalam forum keamanan regional, bahwa negaranya juga ingin mendiskusikan masalah tersebut.

“Kami ingin menjaga keamanan jalur laut dan wilayah penangkapan ikan, dan kami ingin agar pertikaian di daerah itu diselesaikan dengan damai, dan berdasarkan hukum internasional", kata Kerry.

Cina harus "menciptakan tempat untuk diplomasi"

Seorang pejabat tinggi AS mengatakan, sebelumnya Kerry telah menyatakan kepada Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi dalam sebuah pertemuan tertutup, bahwa pelonggaran ketegangan akan diutamakan. Menurut pejabat tinggi AS tersebut, Kerry menyatakan keresahan AS tentang ketegangan yang terus meningkat di Laut Cina Selatan.

Kerry mengatakan kepada para menteri ASEAN, pertemuannya dengan Wang berjalan baik, dan berharap dalam forum yang berlangsung dua hari, "Bersama-sama, kita akan menemukan jalan untuk mencapai keberhasilan."

Namun demikian, Wang mengatakan Selasa, bahwa aktivitas Beijing selama ini dilakukan di wilayah Cina. Selain itu, pihak lain juga tidak boleh melakukan reklamasi wilayah.

Kekhawatiran soal wilayah laut tidak terkontrol

Cina, Taiwan, Filipina, Vietnam, Malaysia dan Brunei telah bercekcok tentang kepemilikan dan kontrol di wilayah Laut Cina Selatan, dalam konflik yang sudah berjalan beberapa dekade.

Cina mengklaim sebagian besar Laut Cina Selatan, sementara Filipina, Vietnam, Malaysia, Taiwan dan Brunei juga mengklaim kawasan yang sama.

Ketegangan meningkat tajam akhir tahun lalu, setelah Cina mulai membangun pulau-pulau artifisial di Kepulauan Spratly. AS dan negara-negara ASEAN khawatir ini bisa jadi kendala bagi kebebasan navigasi di wilayah yang jadi transit bagi angkutan minyak dan perdagangan dunia

ml/vlz (AFP, AP, Reuters)