1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Profil Menlu Retno Marsudi

AA/HP30 Oktober 2014

“Beliau menjadi menteri luar negeri perempuan pertama dalam sejarah kita," ujar Presiden Joko Widodo ketika mengumumkan nama menteri dalam kabinetnya di Istana Negara.

https://p.dw.com/p/1DeTG
Foto: AFP/Getty Images/Adek Berry

Sejak merdeka 69 tahun lalu, tonggak kepemimpinan diplomasi Indonesia selalu dijabat oleh tokoh-tokoh pria. Mulai dari Achmad Subarjo, Sutan Syahir, Haji Agus Salim, Mohammad Hatta, hingga di era reformasi, dipimpin oleh Hassan Wirajuda dan Marty Natalegawa.

Kini, tiba saatnya seorang Srikandi yang dipercaya oleh Presiden Joko Widodo untuk memimpin garda diplomasi negara: Retno Lestari Priansari Marsudi. “Beliau (Retno Marsudi: ed) ini dari karier. Beliau ini tegas, visioner…“ puji Jokowi saat menyampaikan profil singkat menlu baru tersebut.

Retno sendiri mengaku sudah menyiapkan program kerja untuk memantapkan peran Indonesia di tatanan internasional: "Yang paling utama itu birokrasi luar negeri. Itu saya sudah punya tim dan tim saya sudah menyiapkan. Tinggal saya memberikan ke Presiden Jokowi," tandas perempuan yang mulai menapaki karir diplomatnya tahun 1986 itu.

Dipercaya di Eropa

Empat tahun lamanya, sejak tahun 1997, Retno Marsudi menjabat sebagai Sekretaris I bidang ekonomi di Kedutaan Besar RI di Belanda. 2001, ia ditunjuk sebagai Direktur Eropa dan Amerika, dan dipromosikan menjadi Direktur Eropa Barat pada tahun 2003. Lulusan Universitas Gajah Mada (UGM) ini memperoleh gelar S2 Hukum Uni Eropa dari Haagse Hogeschool Belanda.

Retno juga pernah menjabat menjadi dubes RI di Islandia dan Norwegia. Raja Norwegia pernah menganugerahinya Bintang Jasa "Order of Merit". Ia menjadi orang Indonesia pertama yang memperoleh penghargaaan tersebut.

Srikandi yang satu ini juga berperan dalam perundingan yang pada akhirnya menghasilkan keputusan diperbolehkannya maskapai penerbangan Indonesia terbang kembali di langit Uni Eropa dan Amerika Serikat. Sebelum diangkat menjadi menteri luar negeri Indonesia, Retno Marsudi merupakan duta besar RI di Belanda.

Dilirik Jokowi

Perempuan kelahiran Semarang 27 November 1962 ini pernah terlibat dalam Tim Pencarian Fakta (TPF) dalam kasus meninggalnya aktivis hak asasi manusia, Munir.

Sebelum masuk dalam kabinet Presiden Jokowi, Retno adalah dubes karir termuda dalam sejarah Indonesia. Istri dari arsitek Agus Marsudi ini dikenal terbuka dengan perubahan. Diplomat yang kenyang dengan pengalaman itu dikenal mengutamakan diplomasi ekonomi untuk tatanan internasional.

Segudang pencapaian dan pengalaman mengesankan yang dimilikinya mendorong ketertarikan Presiden Joko Widodo untuk memanggilnya menjadi bagian dari Kabinet Kerja. Tak seperti rata-rata kandidat menteri yang dihubungi pada detik-detik terakhir, Retno bahkan sudah dihubungi pada tanggal 20 Oktober lalu, jauh-jauh hari sebelum pelantikan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Sekarang, Reto Marsudi menjadi sorotan penting dalam mengawal garda utama diplomasi Indonesia di tatanan internasional.