1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

190611 Niebel Afghanistan

19 Juni 2011

Menteri Dirk Niebel berada di Afghanistan, Minggu (19/06), untuk membahas kelanjutan bantuan yang dihubungkan dengan kemajuan reformasi politik. Pada hari yang sama, pembom bunuh diri menyerang konvoi tentara Jerman.

https://p.dw.com/p/11fDd
19 Juni 2011. Afghan officials inspect the scene of a suicide attack in Kunduz, north of Kabul, Afghanistan, Sunday, June 19, 2011.
Pejabat Afghanistan memeriksa lokasi serangan bunuh diri di Kundus (19/06/11). Seorang pelaku bom mobil menabrak konvoi militer Jerman.Foto: dapd

Bukti bahwa program stabilisasi di Afghanistan mendorong stabilitas ternyata terbatas. Nilai jelek ini tak perlu diambil hati oleh Dirk Niebel, karena tercantum dalam laporan Senat AS. Di dalamnya ada kritik bahwa Washington mendorong bahaya termasuk korupsi di Afghanisan, karena hanya menjalankan program jangka pendek di daerah-daerah kekuatan Taliban, dan bukan bantuan bermanfaat dan berkelanjutan.

"Kita melakukan hal yang berbeda", kata Menteri Pembangunan Jerman Dirk Niebel pada Radio ARD, "kita melakukan yang lebih baik", tandasnya. Niebel mengatakan, pembayaran bantuan berikutnya sebesar 110 juta Euro untuk tahun ini akan dikaitkan dengan sejumlah kondisi.

"Juga untuk menegaskan bahwa bagi kita ini sangat serius, butuh kontak teratur karena ini hal baru. Seharusnya menjadi motivasi untuk lebih cepat mencapai tujuan, yang mungkin baru tercapai dalam hitungan tahun, misalnya pemberantasan korupsi", kata Niebel.

Libyen Westerwelle und Niebel
Dirk Niebel (ki) dan Menlu Jerman Guido Westerwelle dalam kunjungan di Libya (13/06/11).Foto: picture-alliance/dpa

Program bantuan pembangunan Jerman di Hindukush bertahan lama, untuk jangka panjang. Ini sangat penting karena pasukan internasional akan ditarik tahun 2014, kata Christiane Hieronymus, pejabat tinggi di Kementrian Pembangunan, yang pernah bertahun-tahun bekerja di Afghanistan.

Ia menambahkan, "Saya yakin, orang kuatir jika tentara asing pergi, maka perhatian dunia juga akan menghilang. Mereka juga kuatir, faktor stabilitas dapat lenyap. Karena itu sangat penting bahwa kita dengan bantuan sipil mencoba untuk menciptakan kondisi dasar yang akan membuat perspektif ekonomi dan politik menjadi lebih baik."

Dengan bantuan 430 juta bagi pembangunan sipil Afghanistan per tahun, negara itu diharapkan semakin mandiri.

Hieronymus mengatakan, "Merupakan kontribusi penting bahwa kita berupaya menciptakan pekerjaan, dan kondisi dasar yang dibutuhkan untuk itu. Termasuk penyediaan energi, air bersih, juga pembangunan jalan, jembatan, hubungan dari satu desa ke desa lain agar orang dapat mengirim barang dari A ke B secara cepat, dan tidak menghabiskan waktu berhari-hari."

Untuk mencapainya butuh waktu setidaknya 15 tahun, kata Hieronymus. Tetapi program bantuan internasional hampir tidak terkoordinasi akibat kepentingan yang berbeda-beda. Para anggota UE juga jarang saling mencocokkan proyek-proyeknya di Afghnistan. Terlalu banyak yang ingin melakukan hal yang sama, kata Niebel.

Tetapi hal itu tidak betul-betul membantu masyarakat Afghanistan dan juga pemborosan dana. Komisaris Pembangunan UE Andris Piebalgs yang menyertai Niebel berkunjung ke Afghanistan, hanya dapat berharap bahwa ke-27 negara anggota dapat segera memaklumi.

"Kita tidak bisa selalu menjamin, terutama di masa krisis ekonomi, bahwa kita selalu punya uang untuk tugas ini. Jadi kita harus berorientasi pada hasil dan efektif. Kita harus bekerjasama karena kita kemudian lebih banyak mempengaruhi", kata Piebalgs.

Namun, strategi pembangunan bersama bagi Afghanistan masih jauh dari pandangan. Tetapi waktu untuk menunggunya, tidak dimiliki Afghanistan yang nyaris setiap hari menyaksikan serangan dan korban tewas.

Pada hari Piebalgs dan Niebel berkunjung ke Kabul, Minggu (19(06), serangan bunuh diri dilancarkan terhadap konvoi tentara Jerman dekat kota Kundus, Afghanistan utara. Dua orang tewas, warga sipil setempat, dan 9 lainnya luka-luka.

Menurut keterangan Bundeswehr, dua tentara Jerman mengalami cedera ringan. Pelaku serangan disebutkan meledakkan diri bersama mobil yang ia tumpangi saat kendaraan ISAF yang mengangkut tentara Jerman, lewat di sampingnya.

Jochen Zierhut/ Renata Permadi

Editor: Carissa Paramita