1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Merkel Lanjutkan Lawatan ke Singapura

1 Juni 2011

Kanselir Jerman Angela Merkel melanjutkan lawatannya ke Asia dengan mengunjungi Singapura hari Rabu (01/06). Ini merupakan kunjungan pertama Merkel di negara ini. Sebelumnya Merkel berkunjung ke India.

https://p.dw.com/p/11SGa
Kanselir Jerman Angela Merkel dan PM India Manmohan Singh menyepakati perluasan kerjasama bisnis dan ekonomi di New Delhi, Selasa (31/05).Foto: dapd

Angela Merkel direncanakan mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Lee Hsien Loong dan Presiden Nathan Sellapan Rama. Merkel juga akan bertemu dengan pendiri negara Lee Kuan Yew (87). Tema utama pembicaraan Merkel, yang didampingi delegasi ekonomi cukup besar, adalah peluang kerjasama ekonomi dengan Singapura. Selain itu juga akan dibicarakan tema hak asasi manusia. Organisasi pembela hak asasi menuduh pemerintah Singapura sejak lama menerapkan represi dan pembatasan kebebasan pers, kemerdekaan berserikat serta menyampaikan pendapat.

Merkel berada di Singapura setelah melakukan kunjungan di India. Lawatan ke India, diwarnai insiden diplomatik dengan Iran, yang melarang pesawat yang ditumpangi Angela Merkel melintasi kawasan udaranya. Selama dua jam pesawat terbang kanselir Jerman itu terpaksa terbang berputar-putar di kawasan udara Turki. Setelah pemerintah Turki ikut campur, izin melintasi kawasan udara Iran akhirnya diberikan. Pemerintah Jerman segera memanggil duta besar Iran di Berlin untuk meminta keterangan sehubungan insiden diplomatik ini.

Pada saat kedatangannya di New Delhi, Merkel yang disambut Presiden India Pratibha Patil tetap bersikap santai dan mengatakan, yang terpenting ia sudah sampai di tujuan, yang lain-lain akan diurus kemudian. Tema utama pembicaraan konsultasi antara Merkel dengan PM Manmohan Singh adalah perluasan kerjasama bisnis dan ekonomi. Volume perdagangan kedua negara yang saat ini mencapai rata-rata 15 milyar Euro pertahunnya, diharapkan akan meningkat pesat di tahun-tahun mendatang.

Pada dasarnya Jerman dan India memiliki kepentingan yang serupa dalam banyak bidang. Perbedaan mencolok hanya terlihat dalam politik energi. Pemerintah Jerman baru saja mengumumkan akan segera keluar dari ketergantungan energi nuklir. Sementara India, justru menyatakan akan meningkatkan pemanfaatan energi nuklir. PM Manmohan Singh mengatakan alasannya, "Jika India harus mencapai sasaran emisinya, kami memerlukan energi nuklir serta upaya maksimal dalam tema energi terbarukan."

Kanselir Jerman Angela Merkel membela keputusan pemerintahnya untuk secepatnya menghentikan pengoperasian pembangkit energi nuklir. Namun dalam kesempatan itu, Merkel juga menyatakan menghargai keputusan pemerintah India berkaitan politik energinya. "Jika memilih untuk menggunakan energi campuran, itu adalah hak India. Kami tidak mengritiknya. Kita harus membicarakan tindakan pengamanan, itu sudah jelas. Dan kami gembira, bahwa di sini energi nuklir dan energi surya dibangun dalam volume yang sama," dikatakan Merkel.

Kedua kepala pemerintahan itu juga membahas serangkaian tema aktual lainnya, mulai dari kursi jabatan direktur Dana Moneter Internasional IMF yang juga diincar India, situasi keamanan aktual di Afghanistan hingga penjualan pesawat jet tempur Eropa Eurofighter. Dalam tema bisnis persenjataan, Jerman mengharapkan dapat meraup kontrak bernilai milyaran Euro dari mitranya di Asia.

Agus Setiawan/dpa/afp/dw

Editor : Andriani Nangoy