1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Michael Ballack Nikmati Penghujung Karier

6 Desember 2011

Michael Ballack kini berusia 35 tahun. Hanya 1 tahun lebih muda dari pemain tengah lainnya, David Beckham. Secara rasional, Ballack dan Beckham seharusnya sudah pensiun dari lapangan hijau.

https://p.dw.com/p/13NZZ
Michael Ballack dengan topeng karbonnya
Michael Ballack dengan topeng karbonnyaFoto: dapd

Namun kenyataannya sebaliknya. Banyak pecinta sepakbola yang memprediksi Beckham akan menikmati penghujung karier di Perancis. Bagaimana dengan Ballack?

Harian Bild baru-baru ini melaporkan bahwa sedikitnya 3 klub liga Premier, yakni Tottenham, Fulham dan Blackburn, telah melirik Ballack yang habis kontrak dengan Bayer Leverkusen akhir musim ini. Kabar ini datang setelah mantan tim nasional Jerman tersebut mengantar timnya unggul 2-1 atas klub lama Ballack, Chelsea, di Liga Champions. Bayer pun bertengger di peringkat teratas grup.

Ballack kembali bersinar

Kontrak Ballack dengan Leverkusen segera berakhir, namun seakan ada kebungkaman dari pihak klub mengenai topik tersebut. Saat sebuah televisi Jerman meminta komentar, direktur olahraga Leverkusen, Rudi Völler, hanya berkata, "Mari kita berbahagia bahwa Michael kembali bermain dengan baik."

Michael Ballack berebut bola dengan Didier Drogba (kanan) saat Bayer Leverkusen melibas Chelsea
Michael Ballack berebut bola dengan Didier Drogba (kanan) saat Bayer Leverkusen melibas ChelseaFoto: dpa

Dan memang benar. Performa Ballack meningkat dalam beberapa minggu terakhir. Bermain kreatif di lini tengah dan juga menyarangkan gol. Ia telah mencetak 3 gol musim ini. Dua di Bundesliga, dan satu di Liga Champions. Namun determinasi Ballack yang justru memukau pelatih dan rekan-rekan satu tim. "Michael terus mendorong kami untuk maju melalui performanya selama berbulan-bulan," ujar pelatih Robin Dutt. "Ia menunjukkan tekad untuk sukses dengan menjalaninya. Kondisinya sangat fit, dan banyak berpartisipasi dalam peluang gol."

Cedera membawa untung

Usai menyarangkan gol keduanya musim ini, tulang hidung Ballack retak akibat tabrakan dengan pemain Freiburg, Jan Rosenthal. Namun itu pun tidak mampu menghentikan laju Ballack. Keluar dari rumah sakit, ia langsung membela Leverkusen lagi melawan Valencia di Liga Champions empat hari kemudian. Ia pun memiliki aksesori baru, topeng karbon berwarna hitam, yang membuatnya terlihat lebih sangar.

Ballack seakan mendapat energi tambahan usai cedera hidung. Seakan bermain dengan rasa sakit justru menambah rasa percaya diri. Ia memang tidak asing lagi dengan konflik dan kesulitan. "Di Bayer terkadang terasa seperti taman tidur. Semua orang cukup bahagia hanya dengan bermain disini." Demikian komentar Ballack sebelum bermain melawan Kaiserslautern tanggal 18 November lalu.

Ballack (kanan) bersama Rudi Völler
Ballack (kanan) bersama Rudi VöllerFoto: AP

Sembilan puluh menit kemudian, Ballack menjelaskan alasannya melontarkan komentar kontroversial tersebut, "Semoga tidak separah itu. Tapi memang itu yang kami perlukan: diskusi, opini dan perspektif yang berbeda. Hanya dengan begitu bisa maju. Jika semua orang setuju, kami akan disini-sini saja."

Dutt pun membela pemainnya, "Ballack adalah pemain yang luar biasa. Ia bebas mengekspresikan sudut pandangnya. Tidak masalah."

Pindah dari Jerman?

"Kalau Rudi Völler datang esok hari dan menawarkan kontrak untuk 5 tahun, mungkin saya baru akan memikirkannya," celetuk Ballack seraya bercanda. Namun mungkin saja bukan hanya klub yang menunda-nunda. Ballack kemungkinan besar menginginkan peluangnya terbuka lebar. Media Jerman bisa dibilang kurang ramah kepadanya dalam beberapa tahun terakhir.

"Saya masih merasa baik-baik saja, tapi saya belum tahu apa yang mau saya lakukan. Jika saya tetap sehat, saya masih ingin bermain untuk satu atau dua tahun lagi." Dan bukankah lebih baik tahun-tahun terakhirnya dihabiskan dengan ganjaran cek yang nilainya menggiurkan? Menurut laporan Bild, klub-klub di Cina, Rusia, Qatar, dan Amerika Serikat sudah menggadang-gadang tawaran fantastis bagi Ballack. Namun ia tampak tidak tertarik untuk pindah ke negara-negara tersebut. Mungkinkah laga dengan Chelsea kemarin ini memberinya cita rasa kembali berkarier di Inggris?

Ben Knight/dw/Carissa Paramita

Editor: Hendra Pasuhuk