1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Militer Libya Serang Pembangkang

3 Maret 2011

Penentang penguasa Libya selama ini telah berhasil kuasai beberapa kota. Sekarang pasukan Gaddafi lancarkan serangan terhadap mereka. Sementara itu Rabu (02/03) ratusan pengungsi Tunisia mendarat di Lampedusa.

https://p.dw.com/p/10Scr
Pengungsi yang meninggalkan LibyaFoto: DW

Pasukan Gaddafi kini melancarkan serangan balasan. Belasan warga yang luka parah dilarikan ke rumah sakit. Asap membumbung tinggi di atas kota Ashdabiyah, akibat serangan udara militer. Saksi mata mengatakan, dua pesawat terbang dari Angkatan Udara melalui kota di bagian timur laut Libya tersebut. Dikabarkan tentara Gaddafi mulai memasuki kota itu, dan warga kota melarikan diri. Sebuah pertempuran besar terjadi antara pemberontak dan militer di jalan yang menghubungkan Ashdabiyah dan Brega.

NO FLASH Libyen Rede Muammar Gaddafi
Gaddafi ketika menyampaikan pidato di Tripoli, 2 Maret 2011.Foto: picture-alliance/dpa

Pidato Gaddafi

Presiden Gaddafi tetap berada di ibukota Tripoli, televisi negara menunjukkan Gaddafi ketika menghadiri upacara peringatan hari kekuasaan rakyat. Gaddafi menyampaikan pidato panjang dengan isi yang tidak baru lagi. Ia kembali menyalahkan Al Qaida, yang katanya mengendalikan perlawanan di Libya. Menurut Gaddafi, salah satu buktinya adalah, perusahaan-perusahaan asing menarik stafnya dari Libya.

Itulah bukti dari dunia, bahwa para demonstran tidak menjalankan aksi protes dengan damai, melainkan kelompok yang menggunakan kekerasan, sehingga menjadi bahaya bagi pekerja asing. Demikian Gaddafi. Di samping itu, Gaddafi juga melontarkan peringatan. Jika negara lain melakukan intervensi militer, ribuan warga Libya akan tewas. Pihaknya akan berjuang sampai titik darah penghabisan.

Pengungsi Kembali Berdatangan

Sementara itu, lebih dari 400 pengungsi kembali tiba di pulau Lampedusa dan Linosa di Italia selatan. Mereka dibawa ke kamp pengungsi di Lampedusa, di mana lebih dari 600 pengungsi sedang berada. Angkutan terbesar tiba di pulau itu malam hari menjelang Rabu kemarin (02/03). Kapal itu mengangkut 347 warga Tunisia dan sebuah tim kamera televisi Jerman.

NO FLASH Lampedusa Immigranten
Sebagian pengungsi yang tiba di LampedusaFoto: picture alliance/dpa

Menurut laporan seorang reporter dari kantor berita Italia, SKY TG24, warga Jerman itu diinterogasi sebagai saksi mata. Tetapi mereka juga dapat dicurigai sebagai pihak yang ikut merencanakan kedatangan para pengungsi atau mempermudah perjalanan mereka dengan memberikan uang. Mengenai kehadiran tim TV itu, Departemen Dalam Negeri Italia belum menyatakan apapun. Christopher Hein dari Dewan Pengungsi Italia mengatakan, ia menduga tim kamera tersebut hendak membuat sebuah show. Yang jelas kejaksaan pasti akan meneliti masalah ini.

Tidak Bertanggung Jawab

Elias Bierdel yang mengepalai organisasi bantuan "Borderline Europe“ menyatakan pendapatnya lebih jelas lagi. Beberapa tahun lalu, sebagai kepala organisasi bantuan "Cap Anamur“ ia memberikan pertolongan bagi sejumlah pengungsi yang kapalnya kandas di laut. Untuk itu terhadapnya diajukan tuntutan.

Elias Bierdel mengatakan, "Kita harus sadar bahwa perjalanan laut itu sangat berbahaya. Dalam beberapa tahun terakhir, ribuan orang tewas di rute tersebut. Sangat tidak bertanggungjawab, jika orang mendorong atau bahkan mengorganisir perjalanan seperti itu, selama di Eropa tidak ada kriteria penerimaan pengungsi. Untuk itu tidak ada alasan yang dapat dibenarkan, dan terutama media harus menahan diri.“

Bencana Sesungguhnya

Flüchtling aus Libyen
Seorang perempuan tua asal Libya yang mengungsi dengan membawa kopernya.Foto: DW

Menurut Bierdel yang lebih penting lagi adalah mengingat bahwa bencana yang sesungguhnya terjadi di sebelah selatan Laut Tengah. Komisariat PBB urusan pengungsi sekarang telah mengeluarkan peringatan akan keadaan darurat kemanusiaan di Tunisia. Badan PBB itu juga meminta bantuan pemerintah Eropa.

Selasa malam (01/03) Italia mengumumkan akan meluncurkan misi pertolongan besar-besaran bagi pengungsi dari Libya yang berada di Tunisia. Perincian aksi ini sedang diputuskan. Menurut keterangan Menteri Dalam Negeri Maroni, misi itu selambatnya akan dimulai Jumat mendatang (04/03). Berdasarkan pembicaraan dengan pemerintahan transisi Tunisia, pertama-tama akan dikirimkan bantuan kemanusiaan untuk sedikitnya 10.000 orang.

Stefan Troendle / Marjory Linardy

Editor: Edith Koesoemawiria