1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Misi Kepler Berakhir

16 Agustus 2013

Teleskop ruang angkasa 'Kepler' terpaksa harus mengakhiri misi pencarian planet-planet mirip bumi. Kerusakan teknis yang tidak dapat diperbaiki, bahkan setelah banyak usaha dilakukan, memaksa NASA mengakhiri misinya.

https://p.dw.com/p/19R2F
Weltraumteleskop - KeplerFoto: picture-alliance/ AP Photo

Badan antariksa Amerika Serikat NASA akhirnya mengumumkan berakhirnya misi teleskop ruang angkasa 'Kepler'. Kerusakannya terletak pada sistem pengatur posisi lensa, yang tak dapat diperbaiki lagi.

Observatorium ruang angkasa ini diluncurkan pada tahun 2009 dan ditujukan untuk mencari planet-planet seukuran bumi yang mengorbit di sekitar bintang induknya dan memiliki air dalam bentuk cair. Kondisi yang diyakini memungkinkan untuk berlangsungnya kehidupan.

Pengatur posisi rusak

Teleskop ruang angkasa itu pada bulan Mei lalu kehilangan daya guna peralatannya yang dibutuhkan untuk menjaga pandangan agar tetap stabil dalam mengamati sekitar 100.000 bintang sasaran.

Kepler-37 Planetensystem
Sistem Planet Kepler-37

Kepler bekerja dengan cara memantau bagian yang sama dari belahan langit dan mendeteksi perubahan intensitas cahaya yang dipancarkan bintang. Ini merupakan indikasi melintasnya planet-planet yang mengorbit bintang itu.

Teknik ini memerlukan ketepatan dalam menunjuk posisi. Sistemnya diatur oleh tiga roda yang berputar dan bekerja mengontrol gerakan teleskop ke atas dan bawah, kiri dan kanan dan dari satu sisi ke sisi lainnya. Kepler juga memiliki roda cadangan keempat, tapi kemudian masuk dalam daftar perbaikan setelah terjadi kegagalan fungsi kerja pada bulan Juli 2012.

Bulan lalu para teknisi melakukan rangkaian tes untuk melihat apakah salah satu roda yang macet bisa dipulihkan, tetapi upaya itu akhirnya terbukti tak membuahkan hasil apapun.

"Kerusakan roda cukup parah. Alat ini tidak bisa menunjang pengaturan posisi pesawat ruang angkasa untuk setiap jangka waktu, "ujar Charles Sobeck, wakil manajer proyek Kepler, Pusat riset NASA di Moffett Field, Kalifornia.

Ditambahkannya, para ilmuwan mungkin masih dapat menggunakan teleskop ruang angkasa itu, untuk proyek-proyek yang tidak memerlukan pengaturan posisi yang tepat tersebut, Seperti misalnya mengamati asteroid, komet dan benda-benda langit lainnya.

Banyak planet mirip bumi

Menurut para ilmuwan, sejauh ini, teleskop Kepler telah menemukan 135 planet di luar sistem tata surya dan 3.500 planet lain sedang menunggu konfirmasi. Disebutkan beberapa planet bahkan lebih kecil dari bumi dan yang lainnya memiliki orbit yang berpotensi menunjang kehidupan. Namun sejauh ini belum ada yang teridentifikasi sesempurna bumi.

Tekeskop Kepler
Teleskop KeplerFoto: AP

Sebuah planet seukuran bumi yang mengorbit hampir sama jaraknya antara bumi dengan matahari butuh satu tahun pengamatan Kepler. Para ilmuwan membutuhkan tiga atau empat tahun data pengamatan untuk memastikan perubahan intensitas cahaya memang datang dari bintang target tersebut, dan memastikan bahwa cahanya bukan karena gerhana atau pantulan bintang lain, atau fenomena lainnya. Para ilmuwan memiliki waktu sekitar dua tahun untuk mengarsipkan data Kepler sebelum dianalisa.

Kepler terbang sejauh 64 juta km dari bumi. Jarak yang terlalu terlalu jauh untuk melakukan perbaikan lewat misi robot maupun misi yang dipimpin astronot.

AP/AS/dpa/rtr