1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Misi Ulang-Alik George Mitchell di Timur Tengah

1 Juli 2010

Sejak akhir 2008 tidak ada perundingan langsung antara Palestina dan Israel. Salah satu konsekuensi: utusan khusus AS George Mitchell kembali melakukan misi ulang-alik untuk mendorong perundingan langsung kedua pihak.

https://p.dw.com/p/O8KV
Dalam upaya menengahi konflik Timur Tengah, George Mitchell kembali bertemu dengan Presiden Abbas dan PM Netanyahu.Foto: AP

Agenda George Mitchell Kamis ini (01/07) adalah bertemu Presiden Palestina Mahmud Abbas di Ramallah. Kunjungan utusan khusus AS untuk Timur Tengah tersebut merupakan bagian dari upaya terbaru Washington bagi terlaksananya perundingan langsung antara Israel dan Palestina.

PM Israel Benyamin Netanyahu Rabu kemarin mengintesifkan seruan bagi perundingan damai secara langsung dengan Palestina. "Saya menyerukan pada Presiden Abu Mazen untuk datang ke Yerusalem," kata Netanyahu menggunakan nama panggilan akrab bagi Abbas. "Saya pun siap datang ke Ramallah", tambahnya kepada wartawan setelah menerima kunjungan Mitchell.

Yerusalem, yang dinyatakan Israel sebagai ibukota, berjarak tidak jauh dari Ramallah, ibukota politik Tepi Barat yang merupakan tempat kedudukan Presiden Abbas. Namun sejak bulan Mei, kedua pihak bernegosiasi lewat George Mitchell, yang ulang alik antara mereka. Palestina membekukan perundingan langsung sejak Desember 2008, ketika Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap Gaza sebagai reaksi atas serangan roket militan.

Mitchell menemui Netanyahu Rabu kemarin, sepekan menjelang pertemuan PM Israel tersebut dengan Presiden AS Barack Obama di Washington. Netanyahu mengatakan, ia berharap dan yakin bahwa bagian utama dalam pembicaraannya dengan Obama pekan depan akan difokuskan pada bagaimana bisa segera memulai perundingan damai secara langsung Israel dan Palestina. "Perundingan langsung adalah satu-satunya cara untuk memecahkan masalah rumit yang selama ini didiskusikan", tambah Netanyahu.

Utusan khusus AS George Mitchell sebelumnya mengunjungi wilayah Israel yang melintasi Jalur Gaza untuk melihat dengan mata kepala sendiri dampak pelonggaran blokade oleh Israel sehingga barang-barang kebutuhan pangan bisa masuk ke kantung Palestina itu. Secara terbuka Mitchell menyambut baik langkah tersebut. "Kami mengapresiasi perubahan yang dilakukan," kata Mitchell, saat memberi keterangan keapda wartawan bersama Netanyahu di Yerusalem, Rabu (30/06).

Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak mengatakan, ia akan bertemu PM Palestina Salam Fayyad dalam beberapa hari ke depan untuk melakukan pertemuan tingkat tinggi, yang langka, antara kedua pihak. Barak yang mengumumkan pertemuan itu setelah bertemu Mitchell, Rabu kemarin, tidak menyebutkan waktu pelaksanaannya.

Di lain pihak, Presiden Palestina Mahmud Abbas mengatakan, rakyatnya kehilangan kepercayaan pada solusi dua negara bagi konflik Timur Tengah. Pernyataan itu ia sampaikan dalam wawancara dengan media Israel yang dipublikasi Kamis ini (01/06).

Abbas, yang menjamu enam koresponden Israel dalam santap malam hari Rabu, mengatakan bahwa kemajuan dalam negosiasi damai dengan pemerintahan nasionalis yang dipimpin PM Benyamin Netanyahu, berjalan terlalu lambat. Abbas mengingatkan bahwa di pihaknya pun ia menghadapi koalisi yang rentan dan masalah internal yang lebih banyak dibanding Netanyahu. "Kami ingin hidup dalam damai. Jangan bunuh harapan tentang itu", tambah Abbas.

Renata Permadi/afp/dpa/rtr
Editor: Hendra Pasuhuk