1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Monti Lolos Mosi Kepercayaan di Majelis Tinggi

17 November 2011

Perdana Menteri Italia yang baru, Mario Monti lolos dalam pemungutan suara mosi kepercayaan di Majelis Tinggi Senat Italia. 281 suara mendukung, sementara 25 menentang.

https://p.dw.com/p/13CjF
Mario MontiFoto: dapd

Suara negatif datang dari para senator Partai Liga Utara, yang merupakan mitra yunior pemerintahan mantan PM Silvio Berlusconi. Setelah lolos mosi percaya di Majelis Tinggi Kamis (17/11) larut malam, Jumat (18/11) ini, Monti masih harus menghadapi voting serupa di Majelis Rendah.

Reformasi Struktural

Sebelumnya, sang perdana menteri yang baru ini menyampaikan pidatonya di hadapan senat. Masa depan Euro tergantung pada apa yang Italia lakukan dalam minggu-minggu mendatang, ujar Mario Monti. Dikatakannya, reformasi struktural dalam sistem pensiun dan pasar tenaga kerja menjadi program yang mendesak.

PK Mario Monti designierter italienischer Regierungschef
Mario MontiFoto: dapd

Debut yang Menahan Diri

Ini adalah debut Mario Monti. Pria berusia 68 tahun ini menghindar dari pidato besar. Monti menyampaikan pernyataan dengan sederhana dan menahan diri, sebab ia tahu bahwa ia menduduki jabatan ini bukan dari hasil pemilu, melainkan karena kebutuhan yang mendesak. “Saya dan pemerintahan ini berada dalam periode yang sudah ditentukan. Saya berharap kami dapat bersumbangsih kepada masyarakat dan negara, institusi dan kebijakan, dengan segala hormat dan kerendahan hati,“ ujarnya.

Ajakan Bekerjasama

Kini partai-partai besar terpaksa bekerjasama, dan sejak Kamis (17/11) kemarin, awalnya menjanjikan. Paling tidak, selama Mario Monti berpidato, tak dilontarkan celaan maupun serangan dari lawan-lawan politiknya. Dan ketika terjadi sedikit kegaduhan di ruang sidang, Monti mengatakan, „Jika kalian ingin mendukung saya, tidak perlu bertepuk tangan, melainkan dengarkan saja, “Saya menginginkan pemerintahan yang saya pimpin menyerukan persatuan nasional. Kita memiliki tugas untuk mengkonsolidasikan hubungan yang baik antara warga masyarakat dengan institusi-institusi yang ada dan membangun negara.”

Mario Monti Senat Italien
Mario Monti di hadapan Senat ItaliaFoto: dapd

Bicara Fakta dan Data

Monti menyampaikan analisa sederhana terkait krisis yang menimpa Italia. Tanpa mendramatisir situasi ataupun menyembunyikan fakta, ia menggambarkan keadaan darurat Italia, sebagaimana layaknya seorang profesor di universitas. Presentasinya lengkap dengan hitung-hitungan dan fakta, bahwa selama kurun 2001-2007, dimana pertumbuhan ekonomi kawasan pengguna mata uang Euro, mencapai 12 persen, perekonomian Italia tertinggal dengan angka 6,7 persen. Dari situlah ia melihat hal utama yang menyebabkan krisis utang melilit Italia. Solusinya adalah dengan mematuhi pedoman Uni Eropa. Menurutnya, hal itu bukan tekanan dari pihak luar.

Mantan wakil komisaris Uni Eropa itu ingin mewujudkan reformasi di sektor dana pensiun dan pasar tenaga kerja, yang saling terkait.

Demonstration Protest Italien Finanzkrise
Demonstrasi di ItaliaFoto: dapd

Demonstrasi Tetap Terjadi

Perempuan dan generasi muda merupakan kelompok yang paling dirugikan dalam krisis pasar tenaga kerja di Italia. Perempuan yang bekerja berharap mendapatkan keringanan pajak. Sementara generasi muda, banyak meninggalkan negara itu. Hal ini harus dapat diatasi Monti yang dalam pidatonya mengatakan Italia menanamkan investasi pada bakat yang dimiliki generasi muda. Namun rasa percaya PM baru itu pada apa yang disebutnya bakat generasi muda tak mengubah keadaan. Di beberapa kota, aksi demonstrasi mahasiswa berlangsung melawan pemerintahan Monti, "Pemerintahan ini tidak dibentuk untuk mematuhi Bank Sentral Eropa“, ujar seorang mahasiswi.

Para mahasiswa lainnya tak kalah kritis, seorang lainnya mengatakan, "Pemerintahan ini tidak bermaksud untuk melepaskan kita dari beban membayar utang, yang bukan merupakan perbuatan kita. Mereka melakukan langkah-langkah yang sama saja sebagaimana dilakukan pemerintahan Silvio Berlusconi. Hanya saja lebih berat, dengan berbagai penghematannya.“

Sementara di senat, tepuk tangan sopan santun dari mayoritas anggota parlemen terdengar, di luar gedung sidang, PM baru Italia Monti tak memperoleh kredit di mata para oposisi di luar parlemen.

Tilmann Kleinjung / Purwaningsih

Editor : Linardy