1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Morsi Dijuluki Firaun Baru

23 November 2012

Presiden Mesir Mohammed Morsi mengeluarkan dekrit perubahan konstitusi yang memperluas kekuasaannya hingga hampir tanpa batas. Protes datang dari kubu liberal dan haluan kiri.

https://p.dw.com/p/16oe4
Foto: Getty Images

Dekrit yang dikeluarkan, Kamis (22/11) oleh Presiden Mesir Mohammed Morsi, selain tentang perubahan konstitusi, juga menyatakan bahwa semua keputusan yang diambilnya sejak menjabat sebagai presiden bulan Juni lalu tidak bisa diganggu gugat, baik oleh hukum maupun badan pemerintahan lainnya.

Deklarasi yang dibacakan juru bicara pemerintahan Yasser Ali melalui siaran televisi mengatakan, Morsi "bisa mengeluarkan keputusan apapin atau langkah apapun untuk melindungi revolusi." Selain itu, "deklarasi konstitusional, keputusan dan hukum yang dikeluarkan presiden adalah keputusan akhir dan tidak bisa diganggu gugat lagi."

Morsi juga memberikan imunitas bagi dewan konstitusi yang merancang konstitusi baru Mesir dan dan majelis tinggi parlemen. Sehingga tidak ada keputusan pengadilan apapun yang bisa membubarkan mereka. Keduanya didominasi sekutu Islamis presiden.

Pengadilan konstitusional Mesir diperkirakan akan mensahkan keberadaan dewan tersebut bulan Desember mendatang. Beberapa anggota dewan baru-baru ini mengundurkan diri sebagai aksi protes. Mereka menuduh kelompok Islamis memodifikasi konstitusi sesuai keinginan mereka.

Hubungan yang tidak harmonis

Hubungan Morsi dengan kehakiman menegang sejak usahanya untuk membentuk parlemen yang dikuasai kubu Islamis gagal dan dibubarkan mahkamah agung negara itu Juni lalu. Langkah lain yang menambah ketegangan, Morsi memecat Jaksa Agung Abdel Meguid Mahmud dan menggantikannya dengan Talaat Ibrahim. Morsi gagal memecat Mahmud bulan lalu. Kini berkat dekrit baru, ia bisa melakukannya.

Presiden juga memerintahkan investigasi baru akan kematian demonstran yang tewas dalam revolusi melawan rezim Hosni Mubarak lebih dari setahun yang lalu. Belum jelas, apakah keputusan tersebut akan mempengaruhi kasus Mubarak yang tengah menjalani hukuman penjara seumur hidup karena dianggap terlibat dalam pembunuhan lebih dari 800 demonstran.

Mohamed El Baradei, tokoh oposisi dan penerima penghargaan Nobel mengeritik perubahan konstitusi. "Morsi merampas semua kekuasaan negara dan menunjuk dirinya sendiri sebagai firaun baru Mesir. Ini pukulan besar bagi revolusi dan konsekuensinya bisa fatal," ujar El Baradei melalui akun Twitternya.

VLZ / AP (dpa, afp, ap)