1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

NATO: Bantu Warga Sipil dan Lindungi Kawasan Hunian

28 Maret 2011

NATO gelagatnya tidak memastikan sejauh mana pakta militer ini hendak memberikan dukungan militer terhadap pemberontak di Libya. Yang pasti NATO berharap, operasinya "sesingkat mungkin".

https://p.dw.com/p/RDRH
Sekjen NATO, Anders Fogh RasmussenFoto: dapd

Tampaknya tidaklah mudah bagi komandan NATO, Letjen Charles Bouchard dari Kanada untuk dengan begitu saja menyimpulkan target misi NATO di Libya secara singkat. Demikian kesannya saat jumpa pers (28/3) yang disambung dari markas besar NATO di Napoli ke Brussel: „Misi NATO di Libya berisikan pelaksanaan embargo senjata dan pemberlakuan zona larangan terbang sesuai dengan resolusi PBB. Kami ingin membantu warga sipil dan melindungi kawasan hunian warga yang terancam."

Namun Jenderal Kanada ini tidak mengatakan, sejauh mana NATO akan bertindak untuk mencapai tujuan tersebut. Bouchard juga tidak menjawab pertanyaan sejumlah jurnalis, apakah NATO akan melancarkan serangan udara atas pangkalan militer pengikut Gaddafi, seperti yang dilakukan koalisi militer sebelumnya. Ia hanya mengatakan bahwa aturan operasi bersifat rahasia.

Belgien NATO Sprecherin Oana Lungescu in Brüssel
Jurubicara NATO, Oana LungescuFoto: dapd

Tidak akan ada lagi operasi khusus hanya dari Inggris dan Perancis

Seorang diplomat senior di markas besar NATO mengutarakan, di bawah komando NATO serangan udara tetap akan dilancarkan, meskipun bila serangan itu tidak secara langsung ditargetkan untuk mengupayakan agar zona larangan terbang ditaati. Selanjutnya dikatakan bahwa NATO hendak melindungi warga sipil. Karena itu, serangan juga akan dilakukan atas target pasukan Gaddafi, seperti yang telah disepakati oleh ke-28 negara anggota NATO, Minggu malam (27/03) di Brussel.

Hingga saat ini, pesawat tempur dari yang disebut koalisi militerlah yang melakukan serangan di Libya. Koalisi ini terdiri dari Perancis, Inggris dan AS. Bouchard menyatakan, NATO akan mengambil alih sepenuhnya komando pada hari-hari mendatang. Oana Lungescu, seorang jurubicara NATO mengatakan, setelah itu tidak akan ada lagi operasi khusus dari Inggris ataupun Perancis. Tetapi ia juga tidak mengungkapkan durasi operasi tersebut: „Saya pikir, semua ingin operasi ini berlangsung sesingkat mungkin. Setiap orang tahu bahwa tidak ada penyelesaian murni militer. Yang kami harapkan adalah penyelesaian secara damai, transisi menuju demokrasi. Ini yang diinginkan warga Libya."

Libyen Krieg Gaddafi Benghasi NATO
Warga Libya di Benghazi, pendukung serangan militer terhadap pasukan Moammar GadhafiFoto: dapd

Konferensi bagi Libya di London

Selasa ini (29/03) akan digelar Konferensi Libya di London untuk mempercepat proses perdamaian secara politik. Menteri luar negeri dari 35 negara dan Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen akan menghadiri pertemuan tersebut, termasuk Menlu Jerman Guido Westerwelle. NATO menerangkan, operasi di Libya terbuka bagi semua negara yang ingin ambil bagian. Pada hari-hari mendatang NATO memperkirakan akan menerima dukungan bagi misi Libya dari negara-negara lainnya.

Senin (28.3.) untuk pertama kalinya pesawat tempur Belgia dikerahkan dalam operasi di Libya. Belanda juga ingin ikut serta, namun dengan syarat bahwa pesawat tempur F-16-nya hanya digunakan untuk pelaksanaan zona larangan terbang dan tidak untuk serangan dengan target darat. NATO menyatakan bahwa koalisi militer akan memperhatikan persyaratan tersebut. Pasukan dari Qatar dan Uni Emirat Arab juga ambil bagian dalam operasi militer di Libya.

Christoph Prössl/Christa Saloh

Editor: Andy Budiman