1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

NATO Punya Daftar Bunuh Taliban

Naomi Conrad (as/ml)1 Januari 2015

NATO punya daftar 750 nama petinggi Taliban di Afghanistan yang harus ditangkap atau dibunuh secara terarah. Jerman diduga memasok informasi untuk menyusun daftar itu.

https://p.dw.com/p/1EDoO
Afghanistan Taliban
Foto: AP

Aliansi barat dalam misi di Afghanistan memiliki daftar yang disebut "Capture or Kill", yaitu para petinggi Taliban yang harus ditangkap atau dibunuh. Sekitar 750 nama petinggi Taliban masuk dalam daftar "targeted killing" atau bunuh secara terarah tersebut, papar majalah berita der Spiegel.

Selain itu sejumlah simpatisan Taliban dan para bandar narkoba termasuk daftar maut NATO. Alasannya, menurut laporan Der Spiegal, "Taliban tidak akan bisa ditaklukan, jika simpatisan dan bandar narkoba pemasok keuangan tidak dibungkam secara terarah".

Daftar anggota dan simpatisan Taliban yang harus ditangkap atau dibunuh secara terarah itu berasal dari dokumen rahasia pasukan ISAF serta dinas rahasia Amerika Serikat dan Inggris di Afghanistan dari tahun 2000 hingga 2011, yang dibocorkan pendiri Wikileaks, Edward Snowden.

Jerman ikut berperan

Jerman diduga punya andil cukup besar dalam penyusunan daftar bunuh anggota Taliban itu. Berdasar laporan harian Jerman "Bild" (30/12), komandan ISAF di wilayah utara di Afghanistan 2011, mayor jenderal Markus Kneip, secara terarah memilih orang-orang yang dimasukan dalam daftar maut itu.

Bundeswehr Soldaten in Afghanistan Archiv 2009
Pasukan Bundeswehr ikut misi perang bukan petik kembang di Afghanistan.Foto: Reuters/F.Bensch

Dinas Rahasia Jerman, BND mengumpulkan dan memasok informasi serta nominasi orang-orang yang disasar untuk dibunuh kepada komandan pasukan ISAF. Antara lain nomor telefon atau ponsel petinggi Taliban yang dapat dilacak untuk melakukan serangan pembunuhan terarah. Tapi menurut laporan itu, BND maupun pasukan Jerman-Bundeswehr tidak terlibat secara langsung dalam aksi pembunuhan

Egon Ramms. pensiunan jenderal yang empat tahun lamanya menjabat sebagai komandan "Allied Joint Force Command" di Afghanistan menyatakan, aksi itu legitim, karena pasukan yang bertugas di Afghanistan sebetulnya terlibat perang melawan kelompok perlawanan bersenjata yang siap membunuh.

"Tentara Jerman ditugaskan ke Afghanitan tidak untuk memetik bunga", ujar Ramms. Dia menambahkan, mereka di sana melakukan misi militer dalam situasi perang.