1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

NATO Segera Ambil Alih Pengawasan Zona Udara Libya

25 Maret 2011

NATO akan mengambil alih pimpinan serangan militer melawan Libya dan mengawasi zona larangan terbang. Kepala pemerintahan Uni Eropa membahas masalah tersebut di Brussel, Belgia.

https://p.dw.com/p/10hOQ
Sekjen NATO Anders Fogh RasmussenFoto: dapd

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton mempertegas melalui pembicaraan telepon dengan perwakilan dari Turki, Inggris dan Perancis, bahwa negaranya ingin menarik diri dari pertanggungjawaban masalah Libya dan koalisi Eropa harus mencapai kesepakatan. Bersamaan dengan sidang NATO di Brussel, para kepala pemerintahan negara anggota Uni Eropa juga membicarakan situasi di Libya.

Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen mengumumkan, pada dasarnya dicapai kesepakatan bahwa NATO akan mengambil alih pengawasan zona larangan terbang. "Aliansi NATO telah memutuskan untuk menetapkan zona larangan terbang di Libya. Kami bersikap sebagai bagian dari usaha internasional untuk melindungi warga sipil dari serangan rezim Gaddafi. Kami akan bekerjasama secara erat dengan mitra kami di kawasan tersebut dan menyambut setiap bantuan. Semua mitra NATO wajib untuk menjalankan resolusi NATO. Karena itu kami memutuskan mengambil alih pertanggung jawaban atas zona larangan terbang."

Sekjen Rasmussen menambahkan, paralel dengan NATO negara Barat lainya juga bisa melakukan serangan jika menganggapnya sebagai hal yang perlu dilakukan. Dalam beberapa hari mendatang akan dibahas apakah NATO harus memperluas bidang pertanggung jawabannya.

Dalam sidang Uni Eropa, Presiden Perancis Nicolas Sarkozy bersikeras, bahwa aksi militer terhadap Libya berjalan dengan sukses dan secara politik tidak seharusnya dipimpin oleh NATO melainkan oleh koalisi internasional. Sarkozy juga membela penggunaan peluru kendali dalam serangan udara selama ini. Ia mengatakan, dunia internasional harus melindungi warga sipil dengan cara apa pun. "Coba bayangkan, koalisi kami tidak melakukan apa-apa di Benghazi. Pembunuhan massal akan terjadi. Kami ada di sana untuk mewujudkan prinsip yang diperlukan untuk melindungi warga setempat."

Turki memblokir keterlibatan NATO, karena mereka menolak serangan langsung terhadap angkatan darat Gaddafi. Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan mengatakan, serangan koalisi Barat hanya akan menimbulkan kerusakan. Sementara Inggris, Belanda dan Italia mendukung agar NATO sesegera mungkin mengambil alih berbagai aksi militer.

Kanselir Jerman Angela Merkel telah menerangkan, Jerman tidak akan terlibat dalam serangan dan pengawasan zona larangan terbang PBB di Libya. "Bagi saya yang penting adalah kita menerapkan embargo minyak menyeluruh dari sisi Uni Eropa untuk menegaskan, bahwa kita tidak akan berbisnis dengan seseorang yang berperang melawan rakyatnya sendiri. Pembatasan perdagangan harus dibuat sejelas mungkin."

Sebagian dari tuntutan Merkel telah diterapkan, karena Uni Eropa dalam buletin resminya melarang bisnis dengan perusahaan minyak dan gas Libya. Langkah selanjutnya untuk mematikan gerakan Gaddafi adalah dengan membekukan rekening bank atas nama Gaddafi dan keluarganya. Italia juga menuntut lebih banyak dukungan dalam penerimaan pengungsi dari Afrika Utara.

Bernd Riegert/Vidi Legowo-Zipperer

Editor: Hendra Pasuhuk