1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

NATO: Tambahan Pasukan di Afghanistan?

23 Oktober 2009

Agenda pertemuan informal para menteri pertahanan NATO di Bratislava Jumat (23/10) adalah tentang misi di Afghanistan. Petinggi NATO dan AS mendesak agar meningkatkan upaya pendidikan angkatan bersenjata Afghanistan.

https://p.dw.com/p/KDd9
Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen pada pertemuan para menhan NATO di BratislavaFoto: AP

Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen menyodorkan dua tuntutan secara bersamaan pada pertemuan para menteri pertahanan negara anggota pakta militer ini, yakni peningkatkan dana dan jumlah tentara. NATO kini kekurangan dana yang juga merupakan akibat dari misi di Afghanistan. Saat ini kas aliansi minus 50 juta Euro. Untuk jangka panjang, aliansi ini memerlukan pengeluaran sekitar sepuluh miliar Euro.

Pada pembukan pertemuan tidak resmi para menteri pertahanan NATO di Bratislava, ibukota Slowakia, Sekjen NATO Rasmussen mengutarakan: "Meninggalkan Afghanistan akan berarti menyerahkan negeri itu kepada Taliban dan Al-Qaida untuk dijadikan wilayah pelatihan."

Rasmussen ingin agar Afghanistan mengambil alih lebih banyak kewajibannya untuk mengamankan negeri sendiri. Pasukan NATO nantinya diharapkan hanya memainkan peran pendukung. Rasmussen menegaskan, untuk mencapai target itu diperlukan peningkatan dana bagi pelatihan dan perlengkapan angkatan bersenjata Afghanistan. NATO membutuhkan negara-negara lain yang bersedia meningkatkan keterlibatannya dalam pembangunan dan perkembangan.

Rasmussen melanjutkan, NATO saat ini harus lebih banyak bertindak agar ke depan tidak terlalu banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Namun, imbauan itu hingga kini tidak dipedulikan oleh aliansinya. Inggris menyatakan akan mengirim 500 tentara lagi bila negara lainnya melakukan hal yang sama. Menteri Pertahanan Jerman Jung mengungkapkan: "Pertama-tama kami sudah merupakan penyedia pasukan ketiga terbanyak, juga pada misalnya pendidikan kepolisian, kami nomor dua, karena itu saya pikir, hari ini kita sebaiknya merembukkan satu masalah, yaitu: bagaimana kita dapat mencapai target dalam waktu yang selayaknya agar Afghanistan mampu mengurus sendiri keamananan negaranya."

Jung sama sekali tidak menyinggung tentang penambahan pasukan. Jerman menempatkan sekitar 4300 tentara di Afghanistan. Mandat bagi tentara Bundeswehr ini akan berakhir bulan Desember mendatang. Italia sudah menyatakan akan menarik pasukannya, namun tidak menyebutkan jadwal. Kanada hendak meninggalkan negara di Hindukush itu selambatnya tahun 2011.

Panglima pasukan Amerika Serikat dan NATO di Afghanistan, Jenderal McChrystal, menyatakan membutuhkan 40.000 serdadu lagi. Saat ini sekitar 65.000 tentara AS, dan 39.000 dari negara lainnya bertugas di Afghanistan. McChrystal terutama ingin melatih aparat keamanan negara itu. Sekitar 400.000 polisi dan tentara Afghanistan diharapkan dapat mengamankan negaranya. Jumlah ini dua kali lipat dari yang selama ini direncanakan.

"Perang ini sudah berlangsung selama delapan tahun. Kenapa situasi tidak membaik? Ini adalah pertanyaan yang adil bagi warga di sana, bagi negara-negara yang mendukung upaya ini. Dan memang betul bahwa setelah upaya yang begitu banyak dan pengeluaran dana yang besar, banyak yang menjadi lebih buruk," demikian Jenderal McChrystal.

Masih belum diketahui apakah permintaan McChrystal akan terpenuhi. Menteri Pertahanan AS Gates menyatakan tidak akan berbicara tentang penambahan jumlah pasukan AS. Masih ada ruang gerak untuk mendiskusikan bagaimana selanjutnya di Hindukush, ujar Gates.

Christoph Prößl/Christa Saloh

Editor: Hendra Pasuhuk