1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Negara Ambang Industri Sukses Kurangi Utang

Rolf Wenkel7 November 2012

Dalam 10 tahun terakhir negara industri menumpuk utang hingga hampir 120% dari hasil perekonomiannya. Sedangkan negara ambang industri mengurangi hampir separuh kuota utangnya.

https://p.dw.com/p/16ddM
An Indonesian worker handles a package of a 3D television set at a factory run by South Korean LG Electronics in Cibitung, Indonesia, Thursday, Oct. 20, 2011.(ddp images/AP Photo/Achmad Ibrahim)
Foto: AP

Di tahun 1990-an, dari 10 negara ambang industri terbesar semua pernah setidaknya sekali mengalami krisis keuangan besar. Pertama-tama India. Di negara itu, dari tahun 1989 hingga 1991 pengeluaran negara yang besar dan pemasukan pajak yang berkurang menyebabkan krisis ekonomi dan keuangan dengan semua dampaknya. Misalnya: inflasi tinggi dan semakin besarnya utang negara. Investasi asing yang semakin menarik diri dan semakin berkurangnya devisa menyebabkan kelayakan kredit bagi negara itu jadi sangat rendah.

Desember 1994, di Meksiko pemerintah tidak dapat mempertahankan nilai tukar mata uang Peso terhadap Dolar. Ini menyebabkan krisis kepercayaan. Sebagai konsekuensinya, negara-negara lain menarik modalnya secara besar-besaran. Kurangnya modal menyebabkan perusahaan Meksiko menghadapi masalah, yang akhirnya menjerumuskan negara ini ke dalam krisis ekonomi, yang disebut krisis Tequila.

Bau einer Windkraftanlage in Indien. Das Windenergiepotenzial in vielen Entwicklungs- und Schwellenländern ist groß. Die Stromerzeugung aus Windenergie bietet an vielen Standorten eine wirtschaftliche Alternative zu konventionellen, fossilen Energierträgern. ++++GTZ / Jörg Böthling++++2005
Pembangunan instalasi tenaga angin di IndiaFoto: GTZ / Jörg Böthling

1997 Korea dan Indonesia mengalami kesulitan, 1998 Rusia dan Brasil. Kebangkrutan Argentina di tahun 2001 menjadi kebangkrutan terbesar. Kesimpulannya: dari 10 negara ambang industri terbesar, yang juga biasa disebut EM 10, hanya Cina dan Arab Saudi yang berhasil mencegah terjadinya krisis keuangan selama abad terakhir.

Hanya Tinggal Sejarah

Tapi sekarang situasinya berubah. "Akibat situasi utang luar negeri dan umum yang sangat membaik, krisis utang negara dan krisis neraca pembayaran hanya tinggal sejarah di 10 negara 'emerging markets' terbesar," begitu dijelaskan Markus Jäger, yang meneliti situasi utang negara-negara tersebut bagi bank Jerman, Deutsche Bank. "Sejak tahun 2000, utang negara-negara ambang industri berkurang dari 50% menjadi 25% dari produk domestik brutonya. Sebaliknya, utang negara-negara G7 sekarang meningkat dari 80% menjadi hampir 120%," dijelaskan Jäger.

Symbolbild BRIC Schwellenländer Automobilindustrie Automarkt DW-Grafik: Olof Pock, Datum: 11.01.2012
Gambar simbol industri mobil dan negara ambang industri yang terbesar, Brasil, Rusia, India, Cina

Misalnya Indonesia dan Arab Saudi berhasil mengurangi kuota utangnya, dari 95% dan 87% produk domestik bruto menjadi hanya 25% dan 8%. Brasil dan India, yang utangnya masih sekitar 70% memang masih menjadi dua negara ambang industri yang kuota utangnya paling besar, tetapi jumlah itu masih jauh lebih sedikit dibanding dengan utang negara-negara industri. Di samping itu, utang kedua negara itu hampir sepenuhnya dalam mata uangnya sendiri, dan sebagian besar dipikul warga negaranya. Itu membuat kedua negara tersebut hampir tidak terpengaruh perubahan tak menentu di pasar modal asing.

Terintegrasi Lebih Baik

Pada kenyataannya, situasi ekonomi luar negeri negara-negara ambang industri sangat membaik. Utang luar negeri rata-rata hanya di bawah 10% dari produk domestik bruto, sedangkan akhir tahun 90-an masih di atas 30%. Demikian dijelaskan Markus Jäger. "Negara-negara ambang industri sekarang lebih terintegrasi di dalam perekonomian dunia di banding 10 tahun lalu," kata Jäger.

Namun keikutsertaan negara-negara ambang industri dalam perdagangan dunia "juga menyebabkannya rentan terhadap kejutan dari luar, seperti ditunjukkan krisis keuangan internasional tahun 2008, atau krisis mata uang Euro saat ini," kata Jäger. Walaupun demikian perbaikan ekonomi menciptakan ruang gerak lebih luas bagi negara-negara itu di bidang politik ekonomi.

Mampu Bereaksi

"Sebagian besar dari negara-negara ambang industri mampu memberikan reaksi terhadap kejutan di bidang ekonomi itu, yakni dengan cara melaksanakan politik yang berlawanan dengan siklus." Karena kuota utang negara yang moderat memungkinkan negara-negara ini menghindari pemotongan anggaran jika krisis mengancam. Selain itu, jika perlu, pemerintah dapat memberikan suntikan dana untuk memperbaiki ekonomi.

A general view of Jakarta residential district (C) with high-rise office buildings on background in Jakarta, Indonesia on 22 April 2008. As Indonesia marks the earth day 22 April, Industrial pollution continues to affect the country's cities, countryside, air and waterways, with industry being the major source of pollution. Up to one half of river pollutants in Jakarta come from industry. Some 73 percent of well water in the Jakarta is contaminated by ammonia, while some 13 percent of well water in southern Jakarta is contaminated by mercury. EPA/BAGUS INDAHONO +++(c) dpa - Report+++ pixel
Skyline JakartaFoto: picture-alliance/dpa

Kesimpulan yang ditarik Jäger, negara-negara yang menjadi 'emerging markets' mencatat perbaikan besar dalam situasi keuangannya dibanding dengan negara-negara industri. Sebaliknya, menurut perkiraan aktual, negara-negara G7 kemungkinan akan memiliki utang tertinggi, yaitu hampir enam kali lipat dari utang negara-negara ambang industri. Walaupun keikutsertaannya dalam ekonomi dunia memperbesar kerentanan negara-negara ambang industri atas pengaruh dari luar, negara-negara itu tetap tahan krisis karena situasi keuangan yang membaik.