1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Negara Barat Kecam Rencana Pembangunan Reaktor Baru Iran

30 November 2009

Rencana pemerintah Iran untuk membangun 10 reaktor pengayaan uranium mendapat kecaman internasional. Pemerintah Iran mengumumkan bermaksud ingin mencapai 20 persen pengayaan uranium untuk masa mendatang.

https://p.dw.com/p/KlUQ
Ketua Parlemen Iran Ali LaridjaniFoto: ISNA

Pengumuman pemerintah Iran akan membangun sepuluh reaktor pengayaan uranium baru, dianggap berbagai kalangan sebagai reaksi perlawanan. Sebab pengumuman tersebut disampaikan, dua hari setelah badan energi atom internasional IAEA mengecam sikap Iran dalam sengketa atomnya. IAEA meminta agar Iran menghentikan operasi reaktor keduanya di dekat kota Ghom. Selain itu Iran juga menyatakan akan menentang keras Resolusi Wina, yang dinilainya tidak pantas. Pernyataan itupun tak kalah ramai menuai reaksi keras dari barat.

Parlemen Iran sebelumnya telah mendorong pemerintah untuk melanjutkan program nuklirnya „tanpa sedikitpun keraguan.“ Dalam pernyataan yang ditandatangani oleh 226 dari 290 anggota parlemen Iran, pemerintah Iran diharapkan mempercepat rancangan pembatasan kerjasama dengan IAEA, dan segera akan mengajukannya ke parlemen untuk disahkan.

Ketua parlemen Iran, yang merupakan mantan ketua negosiator atom Iran, Ali Larijani menyampaikan di hadapan parlemen, bahwa pemerintah Iran dapat mempertimbangkan kembali kerjasama dengan IAEA. Amerika Serikat dan anggota yang disebut kelompok enam negara yang terlibat dalam perundingan sengketa nuklir dengan Iran harus mengubah sikap mereka terhadap Iran. Sebab menurutnya, permainan politik usang dan kebijakan konyol „cambuk dan gula-gula“ yang bermakna memberikan imbalan dan menjatuhkan sanksi, tidak akan membuahkan kesepakatan dengan Iran. Ali Larijani mengeluarkan pernyataan yang lebih lunak ketimbang pernyataan pemerintah Iran sebelumnya, bahwa isu sengketa nuklir masih bisa diselesaikan lewat perundingan: „Anda berada di jalan yang memaksa kami mengurangi kerjasama dengan IAEA hingga batas minimum. Kami betul-betul memperhatikan langkah anda berikutnya. Jika masih tak berhenti bermain-main dengan kebijakan cambuk dan gula-gula ini, maka kami akan mengambil tindakan lebih lanjut di jalan ini.“

Reaksi keras datang dari Gedung Putih yang mengutuk rencana Iran tersebut. Inggris tak mau ketinggalan kini mempertimbangkan sanksi baru yang akan dijatuhkan bulan depan. Namun juru bicara Perdana Menteri Inggris Gordon Brown mengatakan masih tetap lebih memprioritaskan untuk melaksanakan perundingan. Sementara menteri luar negeri Jerman, Guido Westerwelle mengatakan Iran bakal menghadapi sanksi internasional bila membangun lebih banyak instalasi pengayaan uranium. Dalam pernyataannya, Westerwelle mengatakan Iran seharusnya mengetahui bahwa kesabaran masyakarat internasional ada batasnya. Menlu Jerman itu menyerukan Iran agar bekerjasama dengan IAEA dan memenuhi kewajiban internasional, sesegera mungkin, tanpa syarat. Menteri luar negeri Iran Manouchehr Mottaki merespon kecaman negara-negara barat ini sebagai penerapan hukum rimba.

AP/AS/afp/ap/rtr