1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Negara Industri Didesak Penuhi Janji Pendanaan Iklim

31 Mei 2010

Delegasi dari 185 negara berhimpun di Bonn, Jerman, melanjutkan negosiasi iklim internasional yang memasuki babak perundingan sebelum KTT Iklim di Meksiko. Negara industri ditagih janjinya untuk kucurkan dana.

https://p.dw.com/p/Ne2U
Badan Iklim PBB, UNFCCCFoto: AP Graphics

Perundingan iklim akan mencapai keberhasilan bila setiap negara memfokuskan pada usaha mencapai langkah maju yang lebih konkret dan realistis dalam Konferensi Tingkat Tinggi Iklim internasional berikutnya di Meksiko. Demikian penegasan yang ditekankan sekretaris jendral badan iklim PBB yang masih menjabat hingga akhir Juni ini, Yvo de Boer. Untuk mewujudkan itu, dalam putaran perundingan di Bonn kali ini, semua pihak diharapkan memegang peranan dalam tiga prioritas isu: pendanaan, implementasi dan kebijakan politik. Dana yang dimaksud oleh sekretaris jendral badan iklim PBB, Yvo de Boer itu adalah dana awal jangka pendek sebesar 30 milyar dollar AS yang harus dikucurkan oleh negara-negara industri kepada negara-negara berkembang dalam penanggulangan pemanasan global, hingga tahun 2012: „Prioritasnya adalah negara-negara industri menyiapkan anggaran yang dijanjikan sebesar 30 milyar dollar AS dari sekarang hingga 2012 dalam jangka pendek, sebagai hentakan awal aksi mengatasi perubahan iklim."

De Boer menyadari kondisi keuangan, terutama di Eropa, saat ini mengalami krisis. Namun menurutnya dana itu bukanlah hal yang tidak realistis. Ini penting, untuk membangun kepercayaan antara negara maju dan berkembang.

Ditandaskan de Boer, dalam pertemuan iklim harus lebih dipikirkan lagi jalan keluar dari problem keuangan tersebut: „Negara-negara industri telah menjanjikan dana 100 milyar dollar AS per tahun hingga tahun 2020 bagi negara berkembang. Namun pertanyaannya kini adalah bagaimana untuk memperoleh dana tersebut dan akuntabilitasnya dengan transparan bagi kedua pihak, baik penyedia maupun pengguna dana."

De Boer juga berharap para negosiator menyelesaikan naskah yang menjadi arsitektur perwujudan penanganan masalah perubahan iklim, dalam waktu yang tepat. Memberi jalan dan segala aspek mitigasi dan adaptasi ke negara berkembang menurutnya penting untuk membangun landasan dasar bagi ambisi yang lebih besar dalam penanganan iklim. Ditandaskan de Boer: isu iklim juga seharusnya dimasukan pada kebijakan politik nasional demi kemajuan bersama mengatasi pemanasan global.

Badan iklim PBB menandaskan pentingnya ketiga isu tersebut, karena dalam KTT Iklim sebelumnya di Kopenhagen, Denmark, niat politik untuk menjaga kenaikan suhu di bawah 2 derajad celsius di pertengahan abad ini, masih belum nampak. Dalam KTT tersebut tujuan untuk memotong emisi gas rumah kaca tidak tercapai. Padahal untuk mencapai target kenaikan suhu di bawah 2 derajad celcius, emisi gas rumah kaca di tahun 2050 harus dipangkas separuhnya dari tingkat emisi tahun 1990. Negara maju bahkan seharusnya menurunkannya hingga 80 persen.

Selain itu keberlanjutan Protokol Kyoto juga sasaran yang dicapai. Perjanjian internasional harus dapat mendefinisikan terminologi „kesepakatan mengikat" dalam wujud nyata. Bila semua itu terjawab, maka akan mempermudah negosiasi KTT Iklim berikutnya di Meksiko. Pada akhirnya, De Boer mengingatkan: „Perjuangan dalam jangka panjang bagi iklim yang lebih aman akan terus dilakukan dari generasi ke generasi berikutnya. Meski hasilnya akan dinilai, paling tidak kita dapat mencapai langkah keberhasilan mulai tahun ini, bila kita terfokus pada proses penanganan masalah."

Ayu Purwaningsih

Editor: Ziphora Robina