1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Negara Kaya Justru Paling Pelit

22 Oktober 2009

Dari setiap 10 Euro pendapatan usaha yang dihasilkan, negara-negara industri kaya berjanji memberikan 7 sennya untuk pembangunan global. Tidak banyak, menurut sejumlah pihak, dan itu tidak mencapai sasaran.

https://p.dw.com/p/KCwl
Negara kelompok 8 atau G-8
Negara kelompok 8 atau G-8

Negara-negara terkaya memberi paling sedikit bantuan pembangunan secara prosentual. Karena, jumlah yang diambil dari pendapatan kotor nasional yang dapat membuat perbedaan.

"0,7 persen ini dijanjikan Eropa akan dicairkan hingga 2015. Ini dapat membuat perubahan besar. Mungkin Eropa akan menepati janjinya, tapi janji itu sangat sering diucapkan sehingga muncul pertanyaan, apakah yang akan mereka lakukan, apakah mereka serius, dan apakah mereka akan menepatinya,” kata Jeffrey Sachs.

Ekonom AS Jeffrey Sachs sejak lama menjadi penasihat PBB urusan sasaran pembangunan milenium. Dia tidak lelah menegaskan sangat sedikitnya jumlah 0,7 persen itu, yaitu tujuh sen dari 10 Euro atau Dollar yang didapatkan.

Saat ini terdapat lima negara Eropa yang tidak saja mencapai sasaran, tapi juga melebihi, yaitu Swedia, Denmark, Belanda dan Luksemburg. Irlandia hampir mencapai 0,7 persen sasaran. Sementara itu sejumlah negara Uni Eropa masih berada jauh di bawah 0,5 persen. Amerika Serikat dan Jepang juga masih belum mencapai 0,3 persen. Dengan terjadinya krisis keuangan global, tampaknya pencapaian sasaran pembangunan milenium semakin jauh.

Masalahnya tidak hanya jumlah, tapi terutama bagaimana dana itu disalurkan, demikian ditekankan wakil pimpinan Institut Penelitian Politik Pembangunan Jerman DIE, Imme Scholz. Katanya, "Aspek ketiga adalah pembangunan tidak dapat dibeli seperti itu. Ini juga merpuakan pengalaman yang dapat kami lalkukan setelah 40 tahun, bahwa menyediakan uang dan pengetahuan tidak cukup, jika tidak dapat mempercayakannya pada mitra di negara berkembang yang memiliki motivasi dan bersikap strategis."

Karena jika tidak hanya diukur dengan uang, lembaga penelitian Pusat Pembangunan Global atau CGD mempublikasikan indeks kerja sama pembangunan internasional berdasarkan hasil studi.

Terdapat tujuh faktor yang diukur, yaitu bantuan langsung pembangunan, perdagangan, investasi, migrasi, lingkungan, keamanan dan teknologi. Dalam laporan lembaga penelitian CGD ini, negara-negara ekonomi maju berada di peringkat di bawah sepuluh.

Jerman, misalnya, berada di posisi 12 bersama Perancis dan Inggris. Nilai plusnya terutama investasi di negara dunia ketiga, komponen lingkungan politik pembangunan dan kesiapan untuk menerima pengungsi kemanusiaan.

Nilai minusnya adalah halangan impor produk pertanian dari negara dunia ketiga, kurangnya keterlibatan dalam misi perdamaian internasional dan rendahnya tingkat transfer teknologi.

Inggris, di bidang investasi dan politik lingkungan, juga berada di posisi yang cukup baik. Namun Inggris berada di peringkat rendah di bidang transfer teknologi dan politik pengungsi. Terutama karena ekspor senjata ke negara-negara tidak demokratis seperti Pakistan dan Arab Saudi.

Perancis juga mengalami masalah yang serupa. Negara ini merupakan pengekspor terbesar dunia dalam menyediakan senjata ke negara-negara totaliter. Secara umum, menurut laporan itu, negara-negara G-7, atau negara-negara terkaya dunia, mendapatkan nilai buruk.

Helle Jeppesen/Luky Setyarini

Editor: Asril Ridwan