1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Negara Peserta Sepakat Amankan Persediaan Nuklirnya

14 April 2010

Presiden AS Obama dalam KTT Keamanan Nuklir, hari Selasa (13/04), memperingatkan adanya peningkatan ancaman bahaya bahwa teroris menggunakan senjata nuklir.

https://p.dw.com/p/Mvdu
Foto: AP

Obama mengawali hari kedua pertemuan puncak mengenai keamanan nuklir global dengan menyatakan bahwa terdapat kemungkinan teroris membeli materi nuklir di pasar gelap.

Dikatakannya, "Plutonium dalam jumlah kecil pun, kira-kira seukuran apel, dapat membunuh dan melukai ratusan ribu orang-orang yang tidak bersalah. Jaringan teror seperti Al Qaida pernah mencoba untuk mendapatkan materi untuk senjata nuklir, dan jika berhasil, mereka tentu akan menggunakannya."

Obama menambahkan, jika jaringan teror melakukan hal itu, maka akan terjadi bencana dunia, mengakibatkan jatuhnya banyak korban jiwa dan menghancurkan perdamaian dan stabilitas internasional.

Para pemimpin dan pejabat tinggi lebih dari 47 negara hadir dalam KTT Keamanan Nuklir yang digelar seorang presiden AS untuk pertama kalinya di dunia sejak tahun 1945.

Negara Peserta Sepakat Mengamankan Persediaan Nuklirnya

Obama mengimbau negara-negara untuk mengamankan materi nuklirnya dalam waktu empat tahun. Ini merupakan bagian dari agenda luas Obama dalam mewujudkan dunia tanpa senjata nuklir yang pernah dinyatakannya di Praha setahun yang lalu.

"Singkatnya, sangat jelas bahwa bahaya terorisme nuklir merupakan salah satu ancaman terbesar bagi keamanan dunia, bagi keamanan kolektif kita. Dan makanya, setahun yang lalu di Praha, saya mengimbau adanya upaya baru internasional untuk mengamankan semua materi nuklir yang labil di seluruh dunia dalam waktu empat tahun. Ini merupakan satu bagian dari agenda luas dan komprehensif bahwa Amerika Serikat berusaha – termasuk mengurangi gudang senjata nuklir kami dan menghentikan penyebaran senjata nuklir," kata Obama.

Mendekati penutupan konferensi tersebut, negara-negara peserta di Washington sepakat mengurangi semua materi nuklirnya dalam waktu tersebut. Dengan begitu, risiko nuklir akan jatuh ke tangan teroris akan berkurang drastis, demikian disebutkan dalam rancangan deklarasi penutup KTT Keamanan Nuklir.

Selain itu, lebih dari 47 negara peserta sepakat untuk meningkatkan kerja sama internasional memberantas penyelundupan materi atom. Lebih lanjut, peranan Badan Energi Atom Internasional IAEA sebagai instansi pengawasan nuklir juga harus ditingkatkan.

Dalam konferensi dua hari itu, Ukraina menyatakan akan meninggalkan uranium kadar tingginya hingga tahun 2012. Rencana yang diumumkan Presiden Viktor Yanukovych ini menandai keberhasilan upaya Amerika Serikat dalam membujuk negara Eropa timur mengosongkan simpanan materi nuklirnya.

Kanada dan Meksiko juga mengumumkan rencana untuk menghentikan penggunaan uranium kadar tingginya.

Indonesia Pastikan KTT Keamanan Nuklir Hormati Kedaulatan

Sementara itu, seperti yang dilaporkan kantor berita Antara, Indonesia ingin memastikan bahwa KTT Keamanan Nuklir tidak membatasi hak kedaulatan negara-negara peserta untuk menggunakan nuklir bertujuan damai, demikian dikatakan Wakil Presiden Boediono di Washington, hari Senin (12/04).

Ditambahkannya Indonesia akan mengambil posisi yang tetap mengacu pada prinsip dasar pada Traktat Non Proliferasi Nuklir.

Dalam jamuan makan siang bersama Presiden AS Obama dan Wakil Presiden Joe Biden, sekali lagi Boediono menegaskan bahwa Indonesia menyambut baik semua upaya pencegahan jatuhnya bahan-bahan material nuklir ke tangan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Boediono juga mengatakan bahwa sikap Amerika Serikat sekarang juga sudah semakin dekat dengan pandangan negara-negara yang tergabung dalam Gerakan Non Blok (GNB). Indonesia terpilih sebagai Ketua Kelompok Kerja Perlucutan Senjata Nuklir di GNB.

LS/AR/dpa/rtr/afp