1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Negosiasi Baru Suriah Digelar di Astana

23 Januari 2017

Pemberontak Suriah akan bertemu pihak pemerintah  hari Senin (21/01) di ibukota Kazakhtan, Astana, guna mengakhiri konflik berkepanjangan.

https://p.dw.com/p/2WEeU
Kasachstan Syrien Friedensgespräche in Astana
Foto: picture-alliance/AP Photo/S. Grits

Tatap muka ini disambut oleh semua pihak yang terlibat dalam peperangan. Namun kedua belah pihak  yang telah tiba di Kazakhstan ini tampaknya hadir dengan ide-ide berbeda dari tujuan mereka. Berbagai kalangan meragukan apakah mereka pada kenyataannya bisa duduk bersama, mencari penyelesaian konflik yang telah meletus sejak tahun 2011 itu.

Tepat sebelum pembicaraan itu akan dimulai, juru bicara oposisi Yehya al-Aridi mengatakan kepada AFP bahwa pihak oposisi akan "berpartisipasi dalam pembicaraan, namun sesi negosiasi pertama kemungkinan akan dilakukan di ‘kamar terpisah". 

Kelompok pemberontak mengatakan, pertemuan itu akan berfokus pada upaya memperkuat gencatan senjata nasional yang rapuh akibat dilanggar rezim yang didukung  Rusia tersebut.

Presiden Suriah Bashar al Assad telah mendesak agar kaum pemberontak  meletakkan senjata mereka sebagai bagian dari kesepakatan amnesti, dan menyerukan solusi politik "komprehensif" atas konflik yang telah menewaskan lebih dari 310.000 orang dan menelantarkan lebih dari setengah penduduk Suriah tersebut.

Diselenggarakan oleh Turki, Rusia dan Iran, negosiasi berlangsung sebulan setelah rezim Assad merebut kembali daerah-daerah pemberontak di Aleppo dan mencetak kemenangan terbesar sejak perang dimulai.

Kepala juru runding oposisi Mohammad Alloush tiba di Astana pada hari Minggu (22/01) dengan disertai dengan belasan  tokoh pemberontak, demikian dilaporkan koresponden AFP.   "Ini bukan pengganti untuk proses negosiasi di Jenewa," kata negosiator pemberontak Fares Buyush -- mengacu pada negosiasi politik yang difasilitasi PBB, yang akan dilanjutkan di Swiss bulan depan.

Juru bicara delegasi Osama Abu Zeid mengatakan, pihak pemberontak prihatin dengan apa yang disebut "lebih dari sekedar gencatan senjata". Kepada AFP ia menjelaskan: "Masalahnya adalah pemantauan, investigasi, dan mekanisme akuntabilitas di lokasi." Ditambahkanyna lebih lanjut:  "Kami ingin mekanisme ini berlangsung baik sehingga tidak lagi terulang."

Upaya sebelumnya untuk mengamankan gencatan senjata jangka panjang di Suriah telah goyah, dimana kedua belah pihak saling tuding telah melakukan pelanggaran.

Delegasi pemerintah  Suriah terdiri dari 10 anggota, dipimpin oleh Duta Besar Suriah untuk PBB Bashar al-Jaafari. Mereka juga telah tiba pada hari Minggu (22/01) demikian dilaporkan televisi pemerintah Suriah.

Media pemerintah Suriah melaporkan bahwa rezim Assad telah bertemu delegasi Iran, serta utusan khusus PBB untul Suriah, Staffan de Mistura pada Senin (23/01) untuk membahas posisi mereka.

Lokasi negosiasi di Astana
Lokasi negosiasi di Astana Foto: Reuters/M. Kholdorbekov

Sementara para negositor pihak-pihak yang bertikai menuju  ke Astana, pada hari Minggu (22/01)  tiga serangan udara yang dilakukan militer rezim Suriah menewaskan sembilan warga sipil di wilayah yang dikuasai pemberontak di Homs, demikain dilaporkan kelompok pemantau.   

Negosiasi pemberontak dan pemerintah Suriah diadakan di hotel mewah Rixos President, Di atas meja besar tunggal di ruang konferensi terpampang spanduk biru bertuliskan tagar #AstanaProcess.

Pembicaraan di  Astana akan menjadi ujian besar dari kemitraan baru ini. Pemerintahan Presiden AS Donald Trump diundang untuk berpartisipasi dalam pembicaraan, namun tidak mengirimkan delegasi. Washington akan diwakili duta besarnya untuk Kazakhstan, demikian kata Departemen Luar Negeri. Sementara sumber diplomatik Eropa mengatakan Prancis dan Inggris juga akan diwakili pejabat tingkat duta besar.

ap/yf (afp/ap/dpa)