1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Netanyahu Kecewa Terhadap Merkel

6 Desember 2012

Ketika datang ke Berlin dalam rangka konsultasi Jerman-Israel, PM Israel Benjamin Netanyahu mengaku kecewa karena sikap Jerman yang tidak menolak Palestina di PBB.

https://p.dw.com/p/16wgc
PM Israel Benjamin Netanyahu dan Kanselir Angela Merkel
PM Israel Benjamin Netanyahu dan Kanselir Angela MerkelFoto: dapd

Sebelum pertemuan konsultasi Jerman-Israel, suasana antara PM Netayahu dan Kanselir Jerman Angela Merkel kurang baik. Netanyahu malah terang-terangan mengungkapkan kekecewaannya terhadap Merkel. Sikap Jerman dalam Sidang Umum PBB membuat proses perdamaian Timur Tengah “makin mundur”, keluh Netanyahu kepada harian Jerman “Die Welt”. Pada Sidang Umum PBB tentang status Palestina, Jerman mengambil sikap abstain.

Netanyahu menyampaikan terimakasih atas bantuan Jerman dalam konflik Israel dengan kelompok Hamas di Jalur Gaza. Namun pada saat yang sama ia mengaku kecewa dengan penampilan Jerman di PBB yang tidak tegas menolak permintaan Palestina. Dengan meningkatnya status Palestina di PBB, situasinya jadi lebih sulit, kata Netanyahu. ”Ini langkah mundur untuk proses perdamaian.”

Sidang Umum PBB minggu lalu dengan mayoritas besar menerima Palestina sebagai negara pengamat. 138 negara anggota menyatakan setuju, 41 abstain. Yang menolak hanya 9 negara, antara lain Amerika Serikat dan Israel. Wakil jurubicara pemerintah Jerman, Georg Streiter tidak menanggapi lebih lanjut kritik Netanyahu. Ia menerangkan, sudah diketahui bahwa Merkel dan pemerintah Israel punya pandangan berbeda dalam hal ini. Namun Streiter menegaskan, antara kedua negara terjalin persahabatan yang erat.

Membahas Situasi Timur Tengah

Konsultasi tahunan Jerman-Israel kali ini berlangsung di Berlin. Netanyahu datang dengan beberapa menteri. Tapi Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman mendadak membatalkan keberangkatannya karena alasan kesehatan.

Pembicaraan resmi berlangsung hari Kamis (06/12). Namun sehari sebelumnya, Merkel dan Netanyahu sudah melakukan pertemuan selama lebih tiga jam. Menurut kalangan pemerintah di Berlin, dalam pertemuan itu terjadi ”pembahasan panjang dan tukar pendapat secara terbuka disertai rasa saling menghormati”. Tema utama adalah situasi keamanan di Israel dan perkembangan politik di seluruh kawasan Timur Tengah. Kalangan pemerintahan Netanyahu menyebutkan, pertemuan itu tadinya hanya direncanakan satu jam. Pertemuan itu adalah ”pembicaraab antara sahabat”. Aspek keamanan memainkan peran penting.

Kritik Terhadap Politik Pemukiman

Perbedaan pandangan antara Jerman dan Israel muncul terutama tentang rencana pemukiman baru Israel di kawasan Palestina. Sebagai reaksi atas keberhasilan Palestina di PBB, pemerintahan Netanyahu mengumumkan akan membangun 3000 pemukiman baru di kawasan Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Kritik keras muncul dari seluruh dunia atas pengumuman ini.

Pemerintah Jerman juga mengeritik politik Netanyahu dan meminta rencana pembangunan pemukiman dibatalkan. Jurubicara pemerintah Steffen Seibert menerangkan awal minggu ini di Berlin, dengan pengumuman pembangunan pemukiman Israel ”mengubur kepercayaaan terhadap kemauan untuk berunding.” Selain itu, teritorial negara Palestinya, yang juga didukung Jerman, jadi semakin sempit. Sebagai protes, Uni Eropa dan beberapa negara lain memanggil Duta Besar Israel untuk memberi keterangan.

HP/RN (dpa, dapd)