1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama Berlakukan Reformasi Keuangan

22 Juli 2010

Presiden Obama membubuhkan tanda tangannya dibawah RUU setebal 2300 halaman. Ini adalah reformasi keuangan Amerika Serikat yang paling menyeluruh dalam 80 tahun kebelakang.

https://p.dw.com/p/ORan
Barack Obama ketika menandatangai dokumen reformasi keuangan AS (21/07)Foto: AP

Tanggal 21 Juli akan menjadi tanggal istimewa bagi Barack Obama. Alasannya: Ia berhasil memberlakukan reformasi keuangan Amerika Serikat. Peraturan baru di bidang ekonomi ini merupakan kemenangan politik dalam negeri Obama yang ke dua, setelah awal tahun 2010 lalu ia berhasil memberlakukan reformasi kesehatan. Prosesnya tidak mudah bagi sang presiden AS. Minggu lalu udang-undang ini melewati rintangan terakhirnya di Senat. Di sini kubu Demokrat Obama berhasil menarik tiga senator dari kubu Republik ke sisi mereka. Pada akhirnya 60 suara menyetujui reformasi ini dan 39 menentang.

Kepentingan Rakyat

Peraturan yang lebih ketat dan lebih banyak transparansi: Ini adalah pesan utamanya yang ditumpukan di undang-undang ini. Reformasi keuangan ini memprakarsai perlindungan konsumen paling menyeluruh di AS, kata Obama dalam upacara penandatanganan di Washington. Berkat peraturan baru ini, di masa depan tidak akan ada aksi penyelamatan bank-bank dengan menimpakan beban kepada para pembayar pajak. Presiden Obama juga menekankan, bahwa "rakyat Amerika tidak akan pernah lagi harus membayar kesalahan Wall Street." Dalam reformasi ini kepentingan rakyat jelas menjadi prioritasnya, bukan kepentingan institusi keuangan.

Faktor Kunci Reformasi

Paket reformasi yang menyeluruh ini antara lain mencakup rencana didirikannya sebuah badan perlindungan konsumen di bawah bank sentral AS Fed. Selain itu sebuah sistem peringatan dini juga akan membantu mengidentifikasi kemungkinan adanya sebuah krisis keuangan secepat mungkin dan dengan itu dapat diatasi sesuai kebutuhan. Sebuah dewan beranggotakan sepuluh orang di bawah pimpinan Menteri Keuangan AS Timothy Geithner ditugasi untuk mengawasi kemungkinan resiko bagi sistem keuangan.

Lebih dari itu, pemerintah AS juga mendapat sejumlah otoritas baru. Misalnya mereka mendapatkan wewenang untuk menutup perusahaan yang dapat mengancam perekonomian secara keseluruhan. Jika sebuah gabungan perusahaan besar harus ditutup, maka ongkos untuk melakukan hal ini harus ditanggung oleh perusahaan-perusahaan lain di bidang yang sama. Pengawasan yang lebih baik juga terutama akan dilakukan dalam spekulasi pergerakan pasar uang. Selain itu harus ada transparansi dan pertanggungjawaban lebih bagi dana investasi dan perusahaan-perusahaan pemberi hipotik.

Rencana Berikutnya

Banyak pakar melihat, aksi bisnis di Wall Street yang tidak diatur dan beresiko tinggi adalah penyebab krisis ekonomi yang menjalar ke seluruh dunia. Para pelobi di dunia keuangan sampai detik-detik terakhir masih berjuang agar reformasi keuangan tidak diloloskan. Mereka takut, kemungkinan untuk mencari keuntungan akan dibatasi. Tetapi masih perlu waktu, sampai reformasi ini benar-benar jalan. Karena sebelum penerapannya, badan-badan pengawas masih harus mematangkan rincian konsepnya dan harus merumuskan peraturan-peraturan rumit ini secara mengikat.

Aggatira Gollmer/dpa/afp/rtr

Editor: Yuniman Farid