1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama Curi Mulai Kampanye dengan Program Infrastruktur

7 September 2010

Presiden Obama gunakan Hari Buruh untuk berkampanye. Secara tradisi hari Buruh di Amerika Serikat diperingat pada Senin pertama bulan September.

https://p.dw.com/p/P61y
Presiden Barack Obama pada Hari Buruh, 6 Sept. 2010 di Milwaukee.Foto: AP

Di depan kaum pekerja Milwaukee, Obama tampil bersemangat dengan lengan kemeja yang digulung hingga siku. Ia memuji kaum kelas menengah sebagai yang telah membangun AS dan berjanji kepada hadirin yang kebanyakan dari serikat buruh, bahwa ia akan terus berjuang memperbaiki ekonomi negara yang dipimpinnya.

Obama menuding kubu Republik bertanggungjawab atas krisis finansial yang berawal di tahun 2008. Ia mewanti, kubu itu tak bisa dipercaya memegang kendali. Pun meski diberi kunci untuk menyulut motor pembangunan. "Mereka tak bisa nyetir“ begitu andaian Obama.

Awal November 2010, Amerika Serikat akan menggelar pemilihan parlemen, karenanya serangan Obama terhadap kubu Republik tidak mengherankan. Bahkan sebelumnya ia telah mengatakan, kebijakan yang ia ambil sudah berhasil mengurangi "kucuran darah" di pasar lowongan kerja. Begitu dikatakannya, sambil mengimbau agar komitmen ini diperteguh. Saat ini tingkat pengangguran di Amerika Serikat mencapai 9,6%, angka yang sangat tinggi bagi negara itu. Sementara di sektor ekonomi, data terakhir menunjukkan penurunan produk bruto domestik. Padahal sebelumnya diprediksikan pertumbuhan 2,4% dan awal tahun ini pertumbuhan berada pada 3,7%.

Di Milwaukee, Obama juga mengumumkan sebuah program infrastruktur senilai 50 milyar Dollar yang diharapkan bisa memperbaiki ekonomi dan membuka lapangan kerja. Dana itu akan diinvestasikan dalam enam tahun mendatang untuk membangun dan memelihara 240,000 km jalan, jaringan kereta api sepanjang 6,400 km dari pantai barat ke pantai timur serta memperbaharui infrastruktur penerbangan. "Ini adalah rencana yang akan dibayar penuh dan tak akan menambah utang negara sepeserpun,“ demikian janji Obama, tanpa menerangkan secara jelas bagaimana akan melakukannya.

Di kubu Demokrat tampak tanda-tanda cemas akan kehilangan suara mayoritas dalam kedua kamar parlemen. Bila itu terjadi, Obama akan membutuhkan persetujuan kubu Republik untuk setiap kebijakan yang diambilnya. Sementara suara Republik tegas menolak untuk mendukung Obama. Kritik mereka diungkap Senator Lindsay Graham, "Kebijakan stimulus merupakan bencana, yang hanya menggelembungkan jumlah pegawai pemerintah, tapi tidak membuat lapangan kerja di sektor swasta.“

Dalam pemilihan mendatang, yang berlangsung dipertengahan masa 4 tahun jabatan Presiden, konstelasi kedua kamar parlemen Amerika Serikat, Senat dan Kongres akan ditentukan kembali.

Edith Koesoemawiria/rtr/afp
Editor: Hendra Pasuhuk