1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Obama Desak Karsai Perangi Korupsi

28 Maret 2010

Presiden Afghanistan Hamid Karsai mendapat kunjungan mendadak dari Presiden AS Barack Obama. Di Kabul ia mendesak Karsai untuk memerangi Korupsi dan perdagangan opium. Kepada serdadu AS Obama menjanjikan keberhasilan.

https://p.dw.com/p/MgRF
Presiden AS Barack Obama bersama Presiden Afghanistan Hamid Karsai di KabulFoto: AP

Presiden Barack Obama Minggu (27/03) malam secara mengejutkan melakukan kunjungan kilat ke Afghanistan. Menurut jadwal ia hanya akan berada di Kabul selama beberapa jam saja.

Setibanya di bandar udara militer di Bagram, Obama segera diangkut dengan menggunakan helikopter yang membawanya ke ibukota untuk kemudian bertemu dengan Presiden Afghanistan Hamid Karsai dan kabinetnya di Istana Kepresidenan.

Dalam pertemuan tersebut Obama mengundang Karsai untuk melawat ke Washington pada Mai mendatang. Ia mengaku kunjungannya kali ini untuk melihat langsung kemajuan yang telah dicapai pemerintah Afghanistan dalam perang melawan korupsi dan perdagangan opium.

Dalam jumpa pers bersama di Kabul, Presiden Karsai berterimakasih atas dukungan Amerika Serikat dan berharap kemitraan strategis antara kedua negara terus berlanjut. Obama sebaliknya memuji perkembangan yang berhasil dicapai di Afghanistan. Ini merupakan kunjungan pertamanya ke Afghanistan sejak terpilih sebagai presiden AS.

Mengembalikan Kepercayaan Rakyat

Dari lingkaran dalam Gedung Putih disebutkan, Obama ingin mendesak Presiden Karsai untuk mengambil langkah drastis dalam memerangi korupsi di tubuh pemerintahan.

Penasehat keamanan Obama Robert Gibbs mengatakan, selain korupsi dan perdagangan opium, pihaknya juga mendesak Karsai agar tidak lagi mentolerir pejabat pemerintah yang terlibat kasus pelanggaran HAM. Menurutnya hanya dengan cara itu pemerintah Afghanistan bisa mengembalikan kepercayaan rakyat pada negara.

Setelah pertemuan di Kabul, orang nomor satu di Washington itu kemudian menemui serdadu AS di sebuah barak militer di Bagram. Di hadapan sekitar 2000 serdadu Obama berupaya mengangkat moral pasukannya.

"Saya sedih mengingat pengorbanan yang telah kalian lakukan," katanya, "tapi saya yakin bahwa kalian semua akan menyelesaikan misi di Afghanistan."

Pengalihan Tanggungjawab keamanan

Desember tahun lalu Obama memerintahkan penambahan sekitar 30.000 pasukan untuk Afghanistan. Dengan langkah tersebut jumlah pasukan AS di Afghanistan pada pertengahan tahun akan membengkak menjadi 100.000 serdadu.

"Strategi kita termasuk diantaranya adalah upaya militer untuk memerangi Taliban dan menciptakan stabilitas keamanan bagi proses transisi Afghanistan. Tapi juga bantuan sipil yang memperbaiki kualitas hidup warga Afghanistan dan memerangi korupsi," tandasnya.

Presiden Hamid Karsai menjanjikan, hingga akhir 2010 militer Afghanistan akan mampu mengambil alih sebagian tanggung jawab keamanan dari pasukan internasional.

Di penghujung masa jabatan keduanya pada tahun 2014, Karsai mengatakan pemerintahannya akan memegang tanggung jawab menyeluruh atas stabilitas keamanan di Afghanistan.

Jerman Fokus Pada Pelatihan Kepolisian

Saat yang bersamaan Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas De Maiziere juga tiba di Afghanistan. Dalam lawatan singkatnya De Maizere menyempatkan menginspeksi langsung pusat pelatihan polisi yang diorganisir oleh Jerman.

Kepada Komandan ISAF Stanley McCyrstal ia menyerukan perbaikan koordinasi antara negara dalam hal pelatihan serdadu Afghanistan. De Maiziere juga mewanti-wanti agar tidak berharap terlalu banyak. Menurutnya yang terpenting saat ini adalah menjalankan strategi yang telah disepakati pada Konferensi Afghanistan di London

RN/ZR//ap/afp/rtr/dpa